Suara.com - Ada hal menarik dari yang namanya belajar. Misalnya dalam hal belajar agama islam, akankah lebih baik belajar ke 1 habib bodoh atau 70 kyai alim?
Pertanyaan tersebut diungkap juga oleh seorang jamaah di kajian Al-Bahjah TV. Seperti biasa, Buya Yahya sebagai pengasuh pondok pesantren Al Bahjah dan pengisi utama kajian di Al-Bahjah TV akan menjawab.
Jawaban dari Buya Yahya terhadap pertanyaan itu dimulai dengan menyatakan bahwa pertanyaan dengan perbandingan semacam itu merupakan pertanyaan konyol.
"Pembandingannya bukan semacam itu. Artinya apa, pertanyaan yang konyol, jawabannya juga tidak perlu," ujar Buya Yahya.
Dengan kata lain, kita tidak perlu menanggapi atau memberikan jawaban atas pertanyaan semacam itu. Buya Yahya menjelaskan yang harus kita pahami adalah Habib merupakan sosok yang memiliki darah sambung dengan Nabi.
Orang awam memahaminya sebagai sosok yang merupakan keturunan nabi, sehingga orang tersebut memiliki hak-hak yang harus kita penuhi. Misalnya, kemuliaan yang kita letakkan di tempatnya.
Sedangkan Kyai Alim, kata Buya Yahya, adalah orang yang mengamalkan ilmu dari Baginda Nabi Muhammad, sehingga ia pun memiliki hubungan dengan Nabi Muhammad, kita tempatkan dia di tempat yang semestinya.
"Jangan dibanding-bandingkan. Kalau dibandingkan begini ini fitnah," ungkap Buya Yahya.
Buya Yahya tidak hanya menyebut pertanyaan tersebut konyol, tapi juga aneh dan salah.
Baca Juga: Banyak Kejanggalan, Ini 4 Misteri Penembakan Habib Bahar Smith
"Bagaimana mungkin kamu belajar pada seorang Habib bodoh kalau dia tidak punya ilmu? Muliakan dia kalau dia memang punya ilmu!" ujar Buya Yahya menyadarkan jamaah yang tersesat dengan pertanyaannya sendiri.
Membanding-bandingkan ini salah. Sikap membanding-bandingkan itu sama dengan merendahkan satu sama lain. Ini berbahaya karena bisa menyebabkan kesalahpahaman dan juga permusuhan.
Sebagai penutup, Buya Yahya berpesan sekali lagi kalau mau belajar, maka belajarlah dengan sosok yang memang berilmu. Sekalipun dia adalah seorang Habib, tapi tidak berilmu, maka jangan berlajar kepadanya.
Jika melihat keturunan Habib melakukan kemaksiatan dan tidak dapat diberi nasihat, sayangi dia dengan cara yang benar. Kemudian, untuk memperdalam ilmu, belajarlah kepada sosok yang memang benar-benar berilmu.
"Cara menyayanginya adalah dengan cara yang benar. Ingat untuk jangan sampai ada dengki tersembunyi," ujar Buya Yahya.
Lalu, jangan sampai membanding-bandingkan.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?