News / Nasional
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:33 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi. [Suara.com/Lilis]
Baca 10 detik
  • Penanganan korban bencana fokus pada pemulihan trauma dan kebutuhan spesifik.
  • Distribusi bantuan ke lokasi bencana di Aceh masih terkendala akses sulit.
  • Hampir sebulan pascabencana, kebutuhan paling mendesak warga adalah air bersih.

Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyatakan bahwa penanganan awal bagi perempuan dan anak terdampak bencana di Sumatra difokuskan pada dua hal utama: pemulihan psikologis dan pemenuhan kebutuhan dasar yang spesifik.

Arifah menjelaskan, pendekatan psikososial menjadi sangat krusial karena banyak korban, terutama para ibu, yang masih dalam kondisi syok.

“Yang kami lakukan pertama kali adalah trauma healing. Waktu kami datang, masih banyak ibu-ibu yang tidak percaya bahwa rumahnya sudah tidak ada,” kata Arifah kepada media di Jakarta, Minggu (21/12/2025).

Selain itu, pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan dan anak juga menjadi prioritas. Mengingat banyak korban yang mengungsi hanya dengan pakaian di badan, bantuan yang disalurkan meliputi susu, popok (pampers), dan pakaian dalam.

Kendala Distribusi dan Kebutuhan Mendesak

Meskipun penanganan terus berjalan, Arifah mengakui adanya kendala dalam distribusi bantuan, terutama di sejumlah daerah di Aceh. Akses menuju lokasi bencana masih sangat sulit dan memakan waktu tempuh yang panjang.

“Cerita dari tim distribusi, berangkat dari Banda Aceh jam 3 sore, baru sampai jam 10 pagi keesokan harinya. Kondisinya memang masih seperti itu,” ujar Arifah.

Hampir sebulan pascabencana, ia menyebutkan bahwa kebutuhan paling mendesak yang masih sangat diperlukan oleh para korban adalah ketersediaan air bersih.

KemenPPPA memastikan akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat perlindungan dan pemulihan bagi perempuan dan anak yang terdampak bencana.

Baca Juga: Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang

Load More