Suara.com - Roni Febri (22) melakukan aksi pencopetan terhadap WNA asal Jepang yang pada akhirnya justru mendapatkan ganjaran instan. Sebab, ia langsung mengalami kecelakaan hingga patah kaki.
Aksi kriminal itu dilakukannya di Jalan Jenderal Sudirman, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu (20/8/2023). Aksinya pun viral di media sosial.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut fakta-fakta pria jambret ponsel selengkapnya.
1. Korban WNA Jepang
Aksi pencopetan Roni dilakukan saat setelah car free day berakhir. Sebelumnya telah berlangsung CFD pada Minggu (20/8/2023). Roni menjambret sebuah ponsel milik Warga Negara Asing (WNA) dari Jepang yang berinisial KY.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kapolsek Tanah Abang Kompol Patar Mula Bona. Bona mengatakan korban bekerja di Jakarta tetapi di perusahaan asal Jepang.
Korban awalnya sedang berfoto bersama sang anak. Kemudian pelaku datang berupaya menjambret ponsel korban.
2. Tabrak Pembatas Jalur Sepeda
Roni menjambret sembari mengemudikan motor. Warga dan korban pun berupaya mengejarnya. Diduga karena panik, Roni pun kemudian menabrak pembatas jalur sepeda. Roni mengalami patah kaki dan dibawa ke rumah sakit. Kedua tangannya juga di gypsum.
“Kami baru melakukan penyelidikan dan terjawab memang si korban kecelakaan itu merupakan pelaku jambret. Dia laka tunggal menabrak separator antara batasan jalur mobil dan sepeda,” jelas Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Patar Mula Bona, Jumat (25/8/2023).
3. Viral di Media Sosial
Aksi Roni menjadi sorotan setelah viral di media sosial. Terlihat dalam video tersebut sosok pria yang berpakaian serba hitam di aspal jalan.
"Mereka kemudian kabur naik motor kecepatan tinggi dan mengalami kecelakaan setelah ditabrak sebuah mobil yang mengejarnya,” tulis akun tersebut, dikutip Rabu (23/8/2023).
Pria itu mengaduh kesakitan dan tidak bisa bergerak. Beberapa bagian motor yang ditumpanginya pecah. Warga pun menasehatinya.
"Ini masih untung lu begini. Coba kalau lu dimassa, jangan begini," tutur pria lainnya.
Berita Terkait
-
Kasus Kematian Josi Putri Cahyani di Jepang, Keluarga di Padang Pariaman Desak Pembunuh Dihukum Berat
-
6 Fakta Josi Putri Cahyani, WNI di Jepang yang Tewas Dihabisi Keiichiro Kajimura
-
Polisi Tangkap 3 Tersangka TPPO di Kalibata, Korban Diimingi Gaji Rp 125 Ribu per Jam di Jepang
-
6 Ancaman Kesehatan Akibat Makanan Terkontaminasi Nuklir
-
Rajin Minum Kunyit Jadi Rahasia Sehat dan Panjang Umur Masyarakat Jepang
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD