Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menjelaskan hubungan antara Gerindra dan PDIP terjalin bagus. Bahkan bagi Gerindra, PDIP ibarat cinta pertama.
Hal ini ia sampaikan menanggapi wacana menyatukan dua bakal calon presiden, antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
"Hubungan kami dengan PDIP sendiri bagus banget ya. Kalau bisa diibaratkan, PDIP itu cinta pertamanya Gerindra. Ya nggak?" kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Habiburokhman menyampaikan mengapa PDIP ibarat cinta pertama bagi Gerindra. Pasalnya ketika Gerindra masih berstatus partai baru, Gerindra sudah bekerja sama dengan PDIP pada Pemilu 2009. Kala itu, kerja sama partai ini mengusung duet Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo.
"2009 ketika kami partai baru usia setahun, kami sudah bekerja sama dan hampir menang waktu itu dari tiga kontestan, PDIP dan Gerindra. Di 2012 bahkan cinta pertama itu membuahkan hasil produk, yaitu pasangan Jokowi-Ahok menang di Pilkada DKI 2012 dan terus kita kompak hingga saat ini, walaupun dalam berbagai kasus kita sering berbeda pilihan," tutur Habiburokhman.
Meski memiliki hubungan baik, berbeda konteks ketika membicarkan penggabungan dua poros menjadi satu, antara poros koalisi Gerindra dengan poros PDIP.
Menurut Habiburokhman, penggabungan itu sulit tercapai. Mengingat masing-masing poros sudah memiliki capresnya sendiri. Ia sendiri mempertanyakan, apakah mungkin kemudian capres dari PDIP, yakni Ganjar yang menjadi cawapres. Pasalnya, Gerindra sudah bertekad untuk menjadikan Prabowo sebagai capres dan tidak mungkin menurunkannya menjadi cawapres.
"Jadi sebenarnya hambatan psikologisnya nggak ada hanya soal teknis nih. Kalau Pak Prabowo kan nggak mungkin mundur sebagai cawapres. Ini kan juga sudah ketiga kalinya beliau maju dan lain sebagainya, enggak mungkin aja Pak Prabowo sebagai cawapres," kata Habiburokhman.
"Kita tinggal lihat seberapa mungkin Pak Ganjar menjadi cawapres. Itu kami tidak akan desak, bahkan nggak berani menawarkan. karena takutnya dikira tidak sopan. Tapi yang penting adalah kalau toh sama-sama capres berarti nggak mungkin di satu koalisi," sambungnya.
Baca Juga: Kaesang Gabung PSI, Gibran Enggan Komentar
Tidak Cukup Waktu
Sebelumnya Ketua BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menilai tidak ada waktu untuk menghadirkan dua poros dengan cara menyatuan dua dari tiga koalisi yang ada menjadi satu.
Menurutnya, pertarungan Pilpres 2024 tetap akan memunculkan tiga poros. Diketahui isu dua poros mencuat seiring wacana menduetkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Adapun selain poros Ganjar dan poros Prabowo, ada satu poros koalisi lain, yakni poros Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Pendaftaran kan tinggal sebentar lagi. Menurut saya tidak cukup waktu lah untuk bernego, membangun poros-poros dan lain sebagainya. Mungkin saja 3 pasangan ini yang menurut saya akan berkontestasi," kata Herman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Herman mengatakan saat ini bagaimana memantapkan strategi pemenangan supaya Demokrat bersama Koalisi Indonesia Maju dapat memenangkan Prabowo dalam kontestasi Pemilu 2024.
"Konteksnya bukan lagi pada berpikir bagaimana mengkolaborasikan dengan berbagai atau pun dengan bacapres-bacapres yang saat ini muncul. Tetapi konteksnya justru sekarang bagaimana nanti Pak Prabowo bisa menetapkan calon wakil presidennya, bisa mendaftar, dan kemudian dengan strategi yang tepat bisa memenangkan strategi pemilu ini," tutur Herman.
Berita Terkait
-
Jokowi Jadi King Maker, Dorong Erick Thohir Jadi Cawapres Prabowo
-
PDIP Gelar Rakernas ke IV Akhir Pekan Ini, Undang Jokowi hingga Maruf Amin, Sekalian Umumkan Cawapres Ganjar?
-
Kaesang Gabung PSI, Gibran Enggan Komentar
-
Duet Prabowo Subianto - Ganjar Pranowo Dinilai Bakal Terjadi Bila Keduanya Tak Dapat Cawapres Pendongkrak Elektabilitas
-
Soal Isu Dua Poros jadi Satu, Demokrat Nilai Tidak Cukup Waktu untuk Bernego Satukan Prabowo dengan Ganjar
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh