Ipunk menceritakan jika zaman dahulu, sungai menjadi salah satu pusat peradaban, namun kita keberadaannya sudah mulai dilupakan. “Sungai Nil di Afrika, Sungai Gangga di India, kalau di Indonesia ada Mahakam, Musi, Brantas dan masih banyak lagi,” ungkap Ipunk.
“Kalau sungai sudah tidak sehat, kehidupan kita akan terancam. Karena suatu saat nanti akan terjadi krisis air juga kita tidak menjaga kelestarian lingkungan, terutama sumber mata air. Bisa jadi kita akan mengeluarkan ratusan ribu untuk membeli air,” tambahnya.
Sependapat dengan kedua narasumber sebelumnya, Wahyu juga menceritakan betapa pentingnya sumber mata air itu sangat berguna dan berpengaruh besar untuk kehidupan, terutama karena ia seorang petani di Agromulya dan bertempat tinggal di wilayah Yogyakarta bagian Utara.
Wahyu menjelaskan jika konsep bertani yang ia jalani saat ini bukan hanya untuk mendapatkan hasil, namun juga untuk menjaga kelestarian lingkungan, terutama mata air. Ia berharap nantinya ketersediaan air masih akan terjaga melalui aksi konservasi air yang sudah dilakukan oleh Argomulya Cangkringan.
“Saya harap nantinya ketersediaan air masih terjaga. Karena kami posisi di utara dan alirannya menuju selatan, kalau di utara masih bagus, semoga sampai ke selatan juga masih bagus. Jika dari sumbernya saja kurang bagus, otomatis juga aliran air ke selatan semakin kurang bagus,” jelasnya.
Wahyu menuturkan jika kita dalam mengolah tanah juga harus bertanggung jawab dan bagusnya, yang nantinya akan menghasilkan air yang bagus. “Kita harus bisa belajar bersama yang nantinya untuk kelestarian lingkungan manusia dan alam,” paparnya.
Aksi Penanaman Pohon
Setelah berdiskusi, peserta kemudian diajak untuk bersama-sama belajar bagaimana cara menanam bibit pohon yang baik dan benar. Dipandu oleh Ipung, peserta menanam lebih dari 20 bibit pohon yang terdiri dari Gayam dan buah-buahan.
Sebelum para peserta menanam bibit pohon, para peserta juga diajak berdoa agar pohon-pohon yang ditanam dapat berguna untuk kelestarian alam. “Satu tradisi yang mulai kita lupakan saat ini adalah berdoa, termasuk sebelum menanam pohon. Dengan penanaman pohon ini kita menitip doa dan harapan agar ia dapat berguna dan membantu kita untuk terus menjaga alam semesta.
Baca Juga: Serunya Yoursay Love Earth Plant Hope: Aksi Nyata Peduli dan Melestarikan Alam
Penanaman pohon dibuka diawali secara simbolis oleh Hernawan selaku koordinator Yoursay, dan Pinky Monika dari eL Hotel Yogyakarta. Setelahnya, peserta secara berkelompok menanam pohon di titik yang sudah ditentukan, serta sesuai panduan yang telah dipaparkan.
Peserta tampak antusias mengikuti acara penanaman pohon. Resa Fondania yang juga anggota komunitas Earth Hour Jogja, mengaku sangat senang dan bisa belajar banyak, terutama tentang konservasi air.
"Kami menanam pohon Gayam, Nyamplung, dan buah-buahan. Tujuannya juga aksi ini berguna untuk konservasi air juga," jelas Resa.
Resa berharap jika aksi nyata ini akan berguna untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. “Mungkin sekarang kita belum merasakan, tapi 20 atau 50 tahun yang datang pasti akan berguna,” harapnya.
Puncak Sakral Penembaran Benih Ikan
Berlanjut ke acara puncak serta sakral yakni pelepasan ikan Nilem dan Tawes di Sungai Bedog. Pemilihan ikan ini bukan tanpa alasan. Dimas mengungkapkan jika kedua jenis ikan ini adalah ikan endemik sungai Bedog.
Berita Terkait
-
Serunya Yoursay Love Earth Plant Hope: Aksi Nyata Peduli dan Melestarikan Alam
-
Mengukir Impian Hijau: Menggugah Harapan dan Aksi untuk Masa Depan Bumi
-
4 Cara Sederhana Hidup Lebih Ramah Lingkungan Dimulai Dari Rumah, Anak-anak Juga Bisa Lakukan!
-
Mengenal Manfaat Pohon Mangrove Bagi Lingkungan, Perusahaan Ini Tanam 1.000 Bibit Dalam Peringatan Hari Bumi
-
Capsule Wardrobe: Gaya Hidup Minimalis, Fashion Stylish Ramah Lingkungan
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak