Suara.com - Seorang ayah tanpa belas kasihan yang menyebabkan kematian tragis putranya yang berusia tiga tahun dan kemudian mengubur jasadnya di taman rumah mereka telah dua kali diserang di dalam penjara.
Tai Yasharahyalah (42), mantan instruktur kebugaran, menunjukkan ekspresi dingin di ruang sidang saat dijatuhi hukuman 24,5 tahun penjara pada Kamis. Ia bersama istrinya, Naiyahmi Yasharahyalah, dinyatakan bersalah atas berbagai dakwaan, termasuk menghalangi proses hukum, menyebabkan atau membiarkan kematian seorang anak, dan pengabaian anak yang luar biasa kejam.
Anak pasangan ini, Abiyah, meninggal dalam kondisi menyedihkan akibat kelaparan yang dibiarkan begitu saja. Pengadilan mendengar bahwa kedua orang tua tersebut berperan dalam membiarkan Abiyah kelaparan, meskipun tanda-tanda kesehatannya memburuk sudah sangat jelas.
Hakim Wall menyatakan bahwa pasangan itu tidak mengambil foto Abiyah dalam empat bulan terakhir hidupnya, sebuah indikasi bahwa mereka menyadari betapa sakitnya anak tersebut.
"Pada saat jasad Abiyah digali, yang tersisa hanyalah kerangka," ujar sang hakim.
Pasangan ini mengaku tidak bersalah dan berdalih bahwa mereka tidak bertindak dengan sengaja. Mereka percaya Abiyah akan pulih dari kondisi seperti flu tanpa bantuan medis karena ketidakpercayaan mereka terhadap sistem medis modern dan institusi Barat lainnya.
Sebelum memulai masa hukumannya, Tai telah menjadi korban dua serangan di dalam tahanan. Pengacaranya, Bernard Tetlow KC, mengungkapkan di Pengadilan Mahkota Coventry bahwa Tai diserang di area lobi penjara saat menunggu transportasi ke pengadilan.
“Ia memiliki bekas luka sepanjang dua inci di dahinya akibat serangan tersebut,” jelas Tetlow.
"Penjara adalah tempat yang sulit bagi siapa pun, terutama bagi mereka yang terlibat dalam kasus seperti ini," tambah Tetlow.
Baca Juga: Gegara Hakim Absen, 15 Eks Pegawai KPK Kasus Pungli Tahanan Koruptor Gagal Divonis Hari Ini
Naiyahmi Yasharahyalah, yang hadir di pengadilan mengenakan mantel berbulu putih, dijatuhi hukuman 19,5 tahun penjara. Hakim mencatat bahwa sistem kepercayaan mereka, yang penuh dengan ketidakpercayaan terhadap otoritas, telah memengaruhi tindakan mereka secara signifikan.
"Anda menciptakan sistem ini karena ketidakpercayaan terhadap big pharma dan organisasi Barat lainnya," ujar hakim.
"Banyak tanda-tanda penyakit Abiyah yang jelas, dan saya yakin Anda tidak melewatkannya." lanjutnya.
Berita Terkait
-
Gegara Hakim Absen, 15 Eks Pegawai KPK Kasus Pungli Tahanan Koruptor Gagal Divonis Hari Ini
-
Deretan Negara yang Terapkan SIM Seumur Hidup, Kapan Indonesia Nyusul?
-
Eks Pemain Keturunan Indonesia Bongkar Kebodohan Erik ten Hag
-
Bebas Setelah Jatuhnya Assad: Kisah Haru Pria Yordania yang Dipenjara 38 Tahun di Suriah
-
Bantai Inggris hingga Belanda, Indonesia Lolos Perempat Final FIFAe World Cup 2024
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram
-
Rawan Tumbang Saat Hujan Deras, Pemprov DKI Remajakan Puluhan Ribu Pohon di Jakarta
-
APBD Dipangkas, Dedi Mulyadi Sebut ASN Jabar Bakal Puasa Tahun Depan
-
Viral ASN Deli Serdang Ngaku Sulit Naik Pangkat, Bobby Nasution Langsung Mediasi dan Ini Hasilnya