Suara.com - Selama ini Bali selalu menjadi pusat industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
Namun belakangan ini sektor bisnis ini sedang terpuruk akibat efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah.
Industri ini pun menghadapi tantangan besar yang tak kalah mengerikan ketimbang saat pandemi Covid-19.
Gara-gara efisiensi pemerintah yang memangkas anggaran perjalanan dinas dan penyelenggaraan kegiatan di hotel berbintang, sektor ini pun melemah.
Saat ini menurut Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, bisnis MICE di Bali turun hingga 15% akibat pemangkasan anggaran pemerintah.
Dampaknya tentu saja tingkat okupansi hotel berbintang merosot dan karyawan atau pekerja pariwisatanya terancam.
"Wisatawan yang datang ke Bali masih stabil, sekitar 16-17 ribu per hari. Namun, mayoritas mereka berasal dari segmen menengah ke bawah yang lebih memilih menginap di villa, guest house, atau apartemen. Akibatnya, hotel berbintang kehilangan banyak pelanggan dari sektor MICE," ujar Rai, Kamis (27/3/2025).
Sebenarnya fenomena ini tak hanya terjadi di Bali namun juga di beberapa kota di Indonesia.
"Banyak anggota PHRI di daerah lain juga mengeluhkan hal yang sama. Penghapusan anggaran MICE membuat hotel-hotel yang mengandalkan sektor ini mengalami tekanan berat," imbuhnya.
Baca Juga: Bali United Tanpa 8 Pemain Kunci, Bakal Sulit Tembus Papan Atas BRI Liga 1?
Berdasarkan survey yang dilakukan PHRI bersama Horwarth HTL terhadap 717 hotel di 30 provinsi menunjukkan bahwa lebih dari 50% hotel berbintang terdampak oleh kebijakan ini.
Sebanyak 42% hotel melaporkan ruang pertemuan mereka tidak terpakai, sementara 18% mengalami penurunan permintaan saat hari kerja.
Sedangkan lebih dari 50% responden juga melaporkan pendapatan mereka turun lebih dari 10% pada November 2024 dibandingkan tahun sebelumnya
Kondisi ini malah semakin memburuk di awal tahun 2025, di mana lebih dari 30% hotel mengalami penurunan pendapatan lebih dari 40% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dampaknya adalah kepada tenaga kerja di perhotelan.
Saat ini sebanyak 88% pengusaha hotel memprediksi akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
BNI Apresiasi Ketangguhan Skuad Muda Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championship 2025
-
Debt Collector Makin Beringas, DPR Geram Desak OJK Hapus Aturan: Banyak Tindak Pidana
-
Lagi Anjangsana, Prajurit TNI Justru Gugur Diserang OPM, Senjatanya Dirampas
-
Menteri Haji Umumkan Tambahan 2 Kloter untuk Antrean Haji NTB Daftar Tunggu Jadi 26 Tahun
-
Bulan Madu Maut di Glamping Ilegal, Lakeside Alahan Panjang Ternyata Tak Kantongi Izin
-
Geger Ziarah Roy Suryo Cs di Makam Keluarga Jokowi: 7 Fakta di Balik Misi "Pencari Fakta"
-
Kronologi Bulan Madu Maut di Danau Diateh: Istri Tewas, Suami Kritis di Kamar Mandi Vila
-
FSGI: Pelibatan Santri dalam Pembangunan Musala Ponpes Al Khoziny Langgar UU Perlindungan Anak
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!