Suara.com - Sebuah gebrakan politik datang dari Istana. Presiden Prabowo Subianto disebut telah menyiapkan penugasan khusus bagi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk berkantor langsung di Papua. Langkah ini disebut sebagai strategi untuk mempercepat pembangunan sekaligus meredam konflik yang tak kunjung usai di Tanah Cenderawasih.
Informasi ini pertama kali diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Permasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra. Menurutnya, langkah ini merupakan sebuah terobosan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
"Saya kira ini pertama kali presiden akan memberikan penugasan untuk menangani masalah Papua. Bahkan kantor wakil presiden juga akan ada di Papua, supaya wakil presiden itu bekerja dari Papua sembari menangani masalah Papua," kata Yusril pada Rabu (2/7/2025).
Rencana ini pun mendapat respons dari parlemen. Anggota Komisi II DPR RI dari fraksi PDIP, Deddy Yevri Sitorus. Ia memuji rencana tersebut dan menganggapnya sebagai langkah yang sangat positif.
"Apa? Presiden prabowo menugasi Gibran ke Papua? Oh saya kira bagus, bagus sekali itu menunjukan kepedulian Pak Prabowo untuk mempercepat pembangunan Papua sekaligus menghargai, karena dulu kan bapaknya Presiden Jokowi kan paling sering ke Papua," kata Deddy di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Deddy menilai, dengan masifnya pembangunan infrastruktur, perkebunan, hingga tambang di Papua, kehadiran pengawas setingkat wakil presiden memang diperlukan untuk memastikan semuanya berjalan baik.
"Nah setelah dibuka jalan banyak di sana, besar segala macem, sekarang banyak perkebunan, banyak tambang di sana, baik yang legal maupun ilegal. Nah itu kan perlu diawasi, yang paling tepat udah Gibran, udah benar gitu," ujarnya.
Namun, pujian Deddy datang dengan sebuah catatan tajam. Ia berharap penugasan Gibran ini bukan sekadar agenda seremonial yang hanya datang dan pergi.
"Mudah-mudahan dia lama di sana, jangan cuma datang pergi, datang pergi," katanya.
"Iya, kalau perlu cuma sekali sebulan lapor Presiden datang gitu," sambungnya.
Baca Juga: Pandji Pragiwaksono Sindir Gibran dan Kaesang soal Jabatan: Anak Jokowi Nggak Bisa Nunggu
Di sisi lain, pemerintah menegaskan bahwa fokus penugasan Gibran tidak akan lagi semata-mata pada pembangunan fisik.
Yusril Ihza Mahendra menyoroti bahwa pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) akan menjadi pilar utama, dengan melibatkan partisipasi publik, terutama Orang Asli Papua (OAP), untuk menentukan arah pembangunan yang adil.
Berita Terkait
-
Gibran Bakal Diberi Tugas di Papua, Ujian dari Prabowo atau Berisiko Ciptakan Dua Kekuatan Elite?
-
Prabowo Bakal 'Kirim' Gibran Berkantor di Papua, Misi Mustahil atau Solusi Jitu?
-
Prabowo Perintahkan Gibran Kerja dari Papua, TPNPB-OPM: Dia Bisa Apa?
-
Tangan Dingin Wapres Gibran di Tanah Papua, Mampukah Bawa Kedamaian?
-
Perintah Presiden Prabowo: Gibran Tinggal dan Ngantor di Papua
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Skandal Ekspor POME, Kejagung Geledah Sejumlah Kantor Bea Cukai
-
kumparan AI for Indonesia 2025 Mempercepat Dampak Nyata Kolaborasi Penerapan AI
-
Kejagung Ungkap Alasan Memanggil PT Google Indonesia dalam Perkara Nadiem Makarim
-
Gibran Minta Ponpes Cetak Santri jadi Ahli AI hingga Robotik: Kita Harus Berani Lakukan Lompatan
-
"Jangan Berlindung di Balik Privasi!" Keluarga Arya Daru Tuntut Polisi Terbuka Soal 2 Saksi Kunci
-
Ketua Komisi X DPR RI: Pengajaran Bahasa Portugis Idealnya Diujicobakan di NTT Terlebih Dahulu
-
Jaringan Korupsi Haji 'Dikupas' Tuntas: 70 Persen Biro Travel Sudah Buka Suara ke KPK
-
Lahan Kuburan Menipis, Ini Alasan Pramono 'Sulap' Pemakaman Era COVID-19 di Rorotan jadi TPU
-
Penting Buat Peserta Jakarta Running Festival 2025! Ini 9 Titik Parkir di Sekitar GBK yang Disiapkan
-
KPK Ungkap Ada Pengkondisian Mesin EDC dalam Kasus Korupsi Digitalisasi SPBU Pertamina