Korban paling menyedihkan adalah anak-anak. Saat puluhan dari mereka sedang belajar agama, mereka dipaksa menyaksikan dan merasakan kebrutalan.
Dua anak, berusia 9 dan 11 tahun, harus dilarikan ke rumah sakit.
"Satu anak kakinya cedera dan tidak bisa jalan karena dipukul dengan kayu. Satu lagi bagian bahunya juga dipukul dengan kayu," ungkap Pendeta Dachi.
Kekerasan terhadap anak-anak ini adalah bukti paling nyata bahwa serangan tersebut sudah kehilangan akal sehat dan nurani. Ini bukan lagi soal sengketa bangunan, ini adalah tindak pidana keji yang meninggalkan trauma seumur hidup pada korban paling tak berdaya.
Meskipun kepolisian telah bergerak cepat dan mengamankan sembilan pelaku, publik menuntut lebih.
Sembilan orang ini mungkin hanyalah 'pion' di papan catur yang lebih besar. Pertanyaan "Siapa Dalang?" harus terus dikawal hingga tuntas.
Penegakan hukum wajib membongkar kasus ini hingga ke akarnya:
Siapa yang memprovokasi warga?
Siapa yang mengorganisir massa?
Baca Juga: Bukan Miskomunikasi? 3 Kejanggalan di Balik Serangan Rumah Doa Kristen di Padang
Sejauh mana peran dan tanggung jawab aparat lokal dalam insiden ini?
Menyelesaikan kasus ini hanya dengan menghukum pelaku lapangan sama saja dengan membiarkan akar masalah tetap hidup dan siap memicu konflik serupa di kemudian hari.
Keadilan sejati bagi anak-anak yang terluka di Padang adalah ketika sang dalang—siapapun dia—turut diseret ke meja hijau.
Berita Terkait
-
Bukan Miskomunikasi? 3 Kejanggalan di Balik Serangan Rumah Doa Kristen di Padang
-
Wagub Vasko Ruseimy soal Perusakan Rumah Doa di Padang: Tidak Mencerminkan Nilai Minangkabau
-
Kronologi Brutal Rumah Doa Umat Kristen di Padang Diserang, 2 Anak Kena Pukul Kayu
-
PKUB Kemenag Sayangkan Insiden Perusakan Rumah Doa di Padang
-
Viral Detik-detik Mencekam di Padang! Rumah Doa Umat Kristen Dirusak, Anak-Anak Dipukul
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah