-
Mardiono minta maaf PPP gagal lolos ke parlemen.
-
Ia akui konflik internal jadi salah satu penyebabnya.
-
Muktamar X diharapkan jadi momentum titik balik kebangkitan.
Suara.com - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf atas kegagalan partainya melampaui ambang batas parlemen pada Pemilu 2024.
Ia menyebut hasil tersebut sebagai sebuah "kenyataan pahit" yang harus ditelan bersama.
"PPP tidak brasil melaampaui ambang batas di Parlemen threshold. Kegagalan ini tentu adalah kenyataan pahit yang hrs kita telan bersama,” kata Mardiono di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025).
Menurutnya, hilangnya kursi PPP bukan hanya kerugian bagi partai, tetapi juga bagi konstituen setianya.
"Hilangnya kursi PPP di parlemen bukan hanya kerugian bagi partai tetapi juga bagi umat Islam dan rakyat Indonesia yang selama ini menaruh harapan kepada PPP," tambahnya.
Dalam momen real talk tersebut, Mardiono juga mengakui bahwa kegagalan ini tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi juga konflik internal yang perlu dibenahi.
“Dalam kesempatan ini saya ingin menyampalkan pertama kepada seluruh kader PPP di seluruh Indonesia, juga kepada seluruh para ulama kiai habaib, oleh karena itu saya menyampaikan permohonan maaf sebesar besarnya,” tutur Mardiono.
Ia berharap Muktamar X ini bisa menjadi momentum penyelesaian konflik dan titik balik kebangkitan partai.
"Muktamar X ini adalah momentum emas, mari kita jadikan Muktamar ini sebagai titik balik kebangkitan bagi PPP," ujarnya.
Baca Juga: Ironi di Muktamar X PPP; Partai Islam Ricuh, Waketum: Bagaimana Mau Mendapat Simpati Umat?
Sebelumnya diberitakan, suasana pembukaan Muktamar X PPP diwarnai drama internal yang panas saat Plt Ketua Umum Muhammad Mardiono naik ke atas panggung.
Panggung yang seharusnya menjadi podium sambutan berubah menjadi arena 'perang yel-yel' antara dua kubu kader yang berseberangan.
Mardiono, yang digadang-gadang sebagai calon kuat Ketua Umum periode 2025-2030, disambut dengan teriakan yang saling bersahutan.
Sementara di satu sisi, para pendukungnya dengan lantang menyerukan kelanjutan kepemimpinannya.
"Lanjutkan! Lanjutkan!" kata pendukung Mardiono sambil mengepalkan tangan ke atas di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2925).
Namun, suara tandingan tak kalah kerasnya datang dari kubu yang menginginkan perubahan di pucuk pimpinan partai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis