- Hanya 20% perusahaan migas punya proyek energi terbarukan, kontribusinya cuma 0,1% dari total energi.
- Investasi energi hijau mereka dinilai sekadar pencitraan, bukan komitmen nyata.
- Transisi energi sejati harus dipimpin publik dan pemerintah, bukan industri fosil.
Suara.com - Meski kerap mengklaim diri sebagai bagian dari solusi iklim, nyatanya perusahaan bahan bakar fosil masih jauh dari kata hijau.
Hal ini dibuktikan dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Sustainability mengungkap bahwa keterlibatan industri minyak dan gas dalam pengembangan energi terbarukan masih sangat minim bahkan nyaris tak berarti apa-apa bagi bumi.
Penelitian tersebut menelusuri data dari 250 perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia yang menyumbang sekitar 88 persen produksi hidrokarbon global.
Dari hasil analisis, hanya sekitar 20 persen perusahaan yang benar-benar memiliki proyek energi terbarukan yang sudah beroperasi. Ironisnya, porsi energi bersih yang mereka hasilkan hanya 0,1 persen dari total energi yang diekstraksi energi primer.
Temuan ini jelas menunjukkan jurang besar antara janji dan aksi. Banyak perusahaan sebelumnya telah menegaskan komitmen mereka untuk menekan emisi gas rumah kaca dan ikut dalam transisi energi, namun data membuktikan langkah nyatanya belum signifikan.
Ketika hasil penelitian ini dikelompokkan berdasarkan wilayah, Eropa nampaknya sedikit lebih maju dibanding kawasan lain karena sekitar 1,8 persen aset energi terbarukan di Eropa dimiliki oleh perusahaan bahan bakar fosil, namun tetap saja angka itu masih jauh dari memadai.
Perusahaan TotalEnergies tercatat memiliki portofolio energi bersih terbanyak tapi hanya 1,5 persen dari total produksinya yang berasal dari sumber terbarukan. Sedangkan BP dan Shell bahkan lebih kecil lagi, masing-masing hanya 0,4 persen dan 0,35 persen.
Peneliti utama studi ini, Marcel Llavero-Pasquina dari Universitat Autònoma de Barcelona, menilai bahwa tidak ada kewajiban hukum yang mendorong perusahaan bahan bakar fosil untuk benar-benar beralih ke energi bersih.
Menurutnya, sebagian besar investasi mereka di bidang ini bersifat “tokenistik” atau hanya sekedar simbol agar terlihat peduli terhadap isu iklim.
“Mereka membangun proyek energi terbarukan hanya untuk menjaga citra, seolah-olah menjadi bagian dari solusi, padahal data menunjukkan, kontribusi mereka terhadap energi bersih hampir tidak ada.”
Ia menegaskan bahwa transisi energi seharusnya digerakkan oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan lembaga publik, bukan oleh industri yang masih bergantung pada bahan bakar fosil.
Intinya, di balik kampanye hijau dan janji keberlanjutan yang gencar digaungkan, penelitian ini mengingatkan bahwa dunia belum bisa berharap banyak pada perusahaan energi fosil.
Langkah nyata menuju masa depan bersih masih harus datang dari pihak lain bukan dari mereka yang selama ini justru jadi sumber masalah.
Penulis: Muhamad Ryan Sabiti
Berita Terkait
-
Beban Ganda dan Resiliensi: Kisah Perempuan Pesisir di Tengah Krisis Iklim
-
Bencana Ekologis Mengepung Indonesia, Wakil Ketua MPR Desak Pemerintah Percepat Aksi Iklim
-
Sama-sama Hijau, Ini 5 Perbedaan Mendasar Teh Hijau dan Matcha
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Perusahaan Pembiayaan Ini Klaim Sudah Gelontorkan Rp1,62 T ke Sektor Ekonomi Hijau
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Info A1! Orang Dekat Giovanni van Bronckhorst Bongkar Rumor Latih Timnas Indonesia
Terkini
-
Bahlil Perintahkan Kader Golkar Turun Langsung ke Lokasi Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar
-
Kapolri Kerahkan Kekuatan Penuh: Buka Jalur Terisolasi di Aceh, Sumut, Sumbar
-
Detik-detik Gudang Logistik RS Pengayoman Cipinang Terbakar, 28 Pasien Dievakuasi
-
PBB Sebut Jakarta Kota Terpadat Dunia, Rano Karno Curiga Ada Jebakan Aglomerasi?
-
Kirim Bantuan Skala Besar untuk Korban Bencana Sumatra, Pemprov DKI Pakai KRI dan Helikopter
-
Peringatan Dini BMKG: Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini
-
Korban Jiwa Bencana di Agam Tembus 120 Orang, Puluhan Lainnya Masih Hilang
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang