Suara.com - Program Prioritas Nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dinilai sebagai wujud nyata keberpihakan negara pada kepentingan daerah. Seluruh agenda tersebut, menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Tamsil Linrung, bermuara pada penguatan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Ketika negara menempatkan daerah sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi, maka sesungguhnya kita sedang membalik arus pembangunan. Program prioritas ini adalah momentum untuk memastikan rakyat di daerah merasakan langsung efek dari politik anggaran nasional,” ujar Tamsil dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Kota Ternate, Senin (17/11/2025).
Kunjungan Wakil Ketua DPD Bidang Ekonomi dan Pembangunan ini diawali dengan meninjau implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur SPPG Yayasan Walisongo. Kepala SPPG, Muhammad Fadlillah Haris menyampaikan, bahwa SPPG tersebut telah bekerja sama dengan tiga mitra suplier. Saat ini, dapur yang ia pimpin melayani 3.485 penerima manfaat setiap hari.
Tamsil kemudian melanjutkan kunjungan ke SPPG Tubo. Kepala SPPG, Ashriyani Sitinur, mengungkapkan bahwa untuk menu buah, dapur yang ia pimpin selalu berupaya menggunakan komoditas lokal seperti pisang dan buah matoa sebagai bentuk dukungan terhadap warga sekitar.
“Pemerintah pusat sudah bergerak ke arah yang benar. Semua program prioritas diarahkan untuk memperkuat ekonomi lokal. Tanggungjawab kita untuk memastikan kebijakan tersebut diimplementasikan dengan benar. Karena itu, saya mengimbau semua SPP mengutamakan produk lokal di daerah masing-masing,” imbuhnya.
Usai meninjau program MBG, Tamsil mendatangi Koperasi Merah Putih Kelurahan Makassar Timur. Koperasi ini telah beroperasi selama lima bulan, namun masih dalam kondisi serba terbatas. Terlihat hanya beberapa jenis barang tersedia di rak, dan suplai dari Bulog belum masuk. “Kami masih menunggu pasokan dari Bulog. Kondisi ini membuat operasional kami berjalan minim,” jelas Ketua Koperasi, Mamang Muhammad Taufik Soleman.
Menimpalii hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi Maluku Utara, Sarif H. Sabatuan, mengakui bahwa proses pencairan pinjaman koperasi yang dijanjikan pemerintah masih terkendala mekanisme administratif. “Untuk mendapatkan pinjaman dibutuhkan jaminan. Padahal anggota koperasi ini justru berasal dari kelompok masyarakat yang memerlukan bantuan, bukan yang memiliki aset untuk dijaminkan,” ujarnya.
Menanggapi kondisi itu, Tamsil menegaskan bahwa pemerintah pusat harus segera membenahi skema pembiayaan dan distribusi agar program Koperasi Merah Putih tidak redup sebelum berkembang.
“Jika Koperasi Merah Putih ingin menjadi mercusuar ekonomi rakyat, ia harus dibangun dengan disiplin governance, keberanian melawan distorsi pasar, dan keberpihakan yang nyata,” tegasnya.
Baca Juga: Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
Tamsil juga mengingatkan bahwa munculnya kembali koperasi sebagai instrumen ekonomi rakyat merupakan langkah positif Presiden. Namun keberhasilan program ini sepenuhnya ditentukan oleh keberanian menyelesaikan hambatan administratif di level teknis.
“Kami mengapresiasi Presiden yang sudah mengangkat kembali koperasi sebagai kekuatan ekonomi arus bawah. Tapi itu belum cukup. Hambatan administratif seperti pinjaman macet, suplai yang tidak jelas, dan birokrasi berbelit harus segera dibersihkan. Koperasi hanya bisa menjadi mesin kesejahteraan jika negara serius menghilangkan semua sekat yang menghambat,” tandas Tamsil.
Dalam kunjungan itu, Tamsil didampingi Sultan Ternate yang juga Senator DPD, Hidayat Mudaffar Sjah. Kehadiran keduanya meneguhkan pentingnya menjaga program prioritas presiden agar berjalan optimal dan memberikan dampak langsung bagi pemberdayaan ekonomi serta peningkatan SDM lokal. ***
Berita Terkait
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
DPD RI Dorong Sinergi Lokal-Global, Perkuat NTB Sebagai Etalase Pariwisata dan Energi Bersih
-
Wakil Ketua DPD RI: Capaian 50% Penerima Manfaat MBG Harus Menstimulasi Kemandirian Pangan Daerah
-
Jadi Pembicara Kunci di COP30 Brasil, Sultan Baktiar Najamudin Tawarkan Gagasan Green Democracy
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Gebrakan Prabowo: Uang Koruptor Disulap Jadi Smartboard untuk Tiap Kelas, Maling Bakal Dikejar!
-
Dugaan Perundungan Tewaskan Siswa SMPN 19 Tangsel, Mendikdasmen Segera Ambil Kebijakan Ini
-
Kemendagri Apresiasi Upaya Sumut Tekan Inflasi
-
Buruh Tuntut UMP DKI Rp6 Juta, Gubernur Pramono Malah Tak Bisa Ditemui, Ada Apa?
-
Kebakaran di Jatipulo Hanguskan 60 Rumah, Kabel Sutet Putus Biang Keroknya?
-
Rekaman CCTV Detik-detik Pendopo FKIP Unsil Ambruk Viral, 16 Mahasiswa Terluka
-
Jeritan 'Bapak, Bapak!' di Tengah Longsor Cilacap: Kisah Pilu Korban Kehilangan Segalanya
-
Khawatir Komnas HAM Dihapus Lewat Revisi UU HAM, Anis Hidayah Catat 21 Pasal Krusial
-
Terjebak Sindikat, Bagaimana Suku Anak Dalam Jadi Korban di Kasus Penculikan Bilqis?
-
Buah Durian Mau Diklaim Malaysia Jadi Buah Nasional, Indonesia Merespons: Kita Rajanya!