News / Nasional
Senin, 22 Desember 2025 | 11:06 WIB
Potret Dino Patti Djalal. (Instagram)
Baca 10 detik
  • Dino Patti Djalal mengkritik Menlu Sugiono melalui Instagram sebab semua jalur komunikasi resmi efektif terblokir selama berbulan-bulan.
  • Dino mendesak Menlu Sugiono lebih aktif memimpin Kemlu, intens berkomunikasi publik tentang politik luar negeri, dan terbuka.
  • Kritik tersebut fokus meminta Menlu Sugiono melibatkan pemangku kepentingan dan bersikap terbuka bekerja sama dengan akar rumput diplomasi.

Suara.com - Dino Patti Djalal blak-blakan menyampaikan kritik terhadap kepemimpinan Sugiono di Kementerian Luar Negeri. Kritik disampaikan diplomat senior tersebut melalui akun media sosial Instagram miliknya.

Dino beralasan penyampaian kritik melalui akun Instagram dilakukan karena jalur komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Sugiono terblokir.

"Saya mohon maaf komunikasi melalui sosial media namun saya tidak ada pilihan lain karena semua jalur komunikasi dengan Menlu Sugiono efektif terblokir selama berbulan-bulan dan kami tidak ingin hal ini terus berlangsung," kata Dino melalui akun @dinopattidjalal, dikutip Senin (22/12/2025).

Melalui videonya, Dino menyampaikan empat kritik. Utamanya, ia menegaskan agar Sugiono dapat lebih berperan aktif di Kemlu dan dapat berkomunikasi serta bekerja sama, serta terbuka kepada publik.

Kritik Pertama

"Pertama, mohon luangkan waktu lebih banyak untuk memimpin Kementerian Luar Negeri," kata Dino menyampaikan kritik pertamanya.

Dino menegaskan Kemlu saat ini sangat membutuhkan kepemimpinan. Menurutnya, idealnya Menlu Sugiono bisa hadir penuh waktu mengurus Kemlu.

"Tapi minimal 50 persen dan kalau bisa 80 persen, alhamdulillah," kata Dino.

Dino mengatakan Kementerian Luar Negeri seperti mobil Ferrari. Kemlu, kata Dino, merupakan salah satu lembaga terbaik di Indonesia yang penuh dengan talenta diplomat yang luar biasa. Menurutnya, mobil Ferrari hanya bisa berperforma jika dikendarai oleh pengemudi yang juga piawai dan fokus.

Dino mengungkapkan saat ini banyak KBRI yang tidak mendapat arahan dari pusat. Selain itu, rapat koordinasi para duta besar pun tertunda hampir setahun.

Baca Juga: Huawei Dorong Akselerasi Ekonomi Digital ASEAN Lewat Pelatihan Teknologi untuk 100 UKM

"Dan ketika terjadi pun para kepala perwakilan tidak banyak mendapat strategic direction," ujarnya.

Dino mengatakan banyak diplomat yang kinerjanya menurun karena anggaran dipotong drastis. Banyak diplomat juga mengalami demoralisasi dan merasa tidak terdorong untuk berinisiatif karena merasa tidak akan direspons dari atas.

Bahkan, tersiar kabar banyak duta besar yang sulit untuk bertemu Menlu Sugiono ketika mereka pulang ke Indonesia.

"Dan risikonya banyak kesempatan di tingkat tinggi yang tidak akan ada follow up-nya atau tidak ter-follow up dengan baik, dan juga ada risiko hubungan bilateral Indonesia dengan negara sahabat menjadi tidak berimbang dan lebih banyak dikendarai oleh mitra kita," kata Dino.

Dino mengingatkan hal itu tidak bisa terus-menerus dibiarkan. Sebab bila terus berlangsung maka Kemlu yang selama ini dikenal sebagai center of excellence lambat laun akan menjadi island of mediocrity.

"Masalah ini bisa dianggap sepi sekarang tapi meledak di kemudian hari atau lebih baik masalah-masalah ini dibenahi dari sekarang sehingga empat tahun ke depan Kementerian Luar Negeri bisa berjalan lebih baik dan ini mutlak membutuhkan leadership dari Menlu Sugiono," kata Dino.

Load More