- Dino Patti Djalal mengkritik Menlu Sugiono melalui Instagram sebab semua jalur komunikasi resmi efektif terblokir selama berbulan-bulan.
- Dino mendesak Menlu Sugiono lebih aktif memimpin Kemlu, intens berkomunikasi publik tentang politik luar negeri, dan terbuka.
- Kritik tersebut fokus meminta Menlu Sugiono melibatkan pemangku kepentingan dan bersikap terbuka bekerja sama dengan akar rumput diplomasi.
"Saya dan komunitas hubungan internasional tidak mau Kemlu kita mengalami nasib yang sama dengan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat," sambungnya.
Kritik Kedua
Melalui kritik keduanya, Dino memohon agar Menlu Sugiono dapat berkomunikasi dengan publik mengenai langkah-langkah politik luar negeri Indonesia. Ia mengingatkan ilmu dari mantan Menteri Luar Negeri RI Ali Alatas bahwa foreign policy begins at home.
"Yang berarti segala langkah diplomasi di luar negeri akan percuma kalau tidak dijelaskan, dipahami, dan didukung publik di dalam negeri," kata Dino.
Dino mengambil contoh kehadiran Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang dalam waktu singkat menjadi populer dan dihormati publik. Sebabnya karena Purbaya rajin memberikan penjelasan mengenai kebijakan keuangan negara. Hal sebaliknya yang justru dilakukan Sugiono.
"Dalam satu tahun terakhir Menlu Sugiono belum pernah sekalipun memberikan policy speech baik di dalam maupun di luar negeri. Juga tidak pernah melakukan wawancara khusus dengan media mengenai substansi politik luar negeri baik di dalam maupun di luar negeri," kata Dino.
Selain itu, dalam satu tahun terakhir, Dino mengatakan jarang sekali ada penjelasan publik dari Menlu Sugiono mengenai langkah-langkah politik luar negeri Indonesia, selain pidato awal tahun yang telah menjadi tradisi Kementerian Luar Negeri.
"Kami tidak ingin melihat Menlu Sugiono mendapat predikat sebagai silent minister. Kami prihatin juga bahwa komunikasi Menlu Sugiono secara dominan dilakukan melalui Instagram yang penuh dengan foto dan video tapi tidak ada suaranya, dan kami juga melihat Menlu semakin menjauh dan semakin menutup pintu kepada publik untuk urusan hubungan internasional," kata Dino.
Dino mencatat tidak ada respons dari Menlu Sugiono terkait perhelatan Conference on Indonesian Foreign Policy, yang merupakan konferensi politik luar negeri terbesar di dunia, di mana ribuan pemuda dan mahasiswa Indonesia datang dari berbagai provinsi khusus untuk mendengar pembahasan mengenai politik luar negeri.
"Namun semua surat, telepon, WhatsApp, permohonan pertemuan dan lain sebagainya sama sekali tidak direspons oleh bapak Menlu Sugiono selama berbulan-bulan," kata Dino.
Baca Juga: Huawei Dorong Akselerasi Ekonomi Digital ASEAN Lewat Pelatihan Teknologi untuk 100 UKM
Padahal, berdasarkan pengalaman pribadinya, Dino mengatakan Menlu negara mana pun akan langsung membatalkan semua agenda lain untuk hadir dalam konferensi politik luar negeri di negara mereka.
"Apalagi sebesar ini, yang terbesar di dunia, mereka akan langsung membatalkan semua agenda lain untuk bertemu dan meladeni konstituen dalam negeri mereka," kata Dino.
Dino turut menyoroti ketidakhadiran Menlu Sugiono dalam ASEAN for the People Conference, yang merupakan inisiatif dari rakyat Indonesia sendiri.
"Kami ingin agar Menlu Sugiono dapat berubah dari Menlu yang absen menjadi Menlu yang hadir dalam urusan hubungan internasional di dalam negeri. Dan kami sungguh berharap dalam empat tahun ke depan Menlu Sugiono bisa secara rutin, kalau bisa setiap minggu, berkomunikasi dengan rakyat melalui pidato publik atau policy speech baik di dalam maupun di luar negeri karena itulah tugas utama seorang Menlu," tutur Dino.
"Kalau ini tetap tidak dilakukan maka Menlu dan Kemlu akan kehilangan wibawa dan kredibilitas dan akan dianggap remeh karena dalam dunia diplomasi ini yang paling unggul adalah mereka yang paling vokal dan persuasif," sambungnya.
Kritik Ketiga
Dino memohon Menlu Sugiono dapat melibatkan para pemangku kepentingan hubungan internasional baik yang mendukung maupun yang kritis. Menurutnya, sikap tersebut konsisten dengan prinsip pemerintah yang melayani rakyat dan dekat dengan rakyat.
Berita Terkait
-
Huawei Dorong Akselerasi Ekonomi Digital ASEAN Lewat Pelatihan Teknologi untuk 100 UKM
-
9 Saran Dino Patti Djalal untuk Prabowo: Anggaran Militer Digunakan Bantu Sumatera
-
Piala Asia U-17 dan Nasib Tragis Malaysia yang Terkudeta dari Kumpulan The Big Four ASEAN
-
Memperkuat Diplomasi Budaya, Indonesian Corner Dibuka di Islamabad
-
Bulu Tangkis Indonesia Berjaya di ASG 2025, Gondol 5 Emas & Ciptakan 3 Final 'Perang Saudara'!
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ogah Berlarut-larut, Pramono Anung Targetkan Pembahasan UMP Jakarta 2026 Rampung Hari Ini
-
Tragedi Maut di Exit Tol Krapyak Semarang: Bus Cahaya Trans Terguling, 15 Nyawa Melayang
-
Pesan Hari Ibu Nasional, Deteksi Dini Jadi Kunci Lindungi Kesehatan Perempuan
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar