Suara.com - Toyota menegaskan siap berinvestasi Rp70 miliar hingga 2018 hanya untuk mengembangkan Toyota Indonesia Academy (TIA), institusi pendidikan vokasional yang mereka dirikan. Jumlah itu pun cuma untuk sarana dan prasarananya saja.
TIA berdiri sejak 2015. Pada Rabu (30/8/2017), TIA telah mewisuda 32 mahasiswa angkatan kedua jurusan D1 Teknik Pemeliharaan Mesin Otomasi di Karawang, Jawa Barat yang telah belajar selama 15 bulan dengan beasiswa penuh.
Secara total, hingga kini, TIA sudah mendidik 64 tenaga kerja pabrik yang berasal dari puluhan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tanah Air.
Semuanya dididik oleh para dosen dari beragam universitas plus instruktur dari internal pabrikan ini yang mesti menjalani pelatihan terlebih dahulu di Toyota Technical Skill Academy di Jepang.
Direktur Adiministrasi, Korporasi, dan Persoalan Eksternal PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bob Azzam, menjelaskan bahwa daya serap lulusan TIA angkatan pertama di korporasi mereka mencapai 100 persen. Adapun angkatan kedua ini lebih untuk disalurkan bagi para penyuplai komponen mereka.
"Toyota ini, 75 persen komponennya, dikerjakan di luar Toyota. Ada pada supply chain kami. Jadi, kalau mereka enggak sukses, kami juga enggak sukses. Perusahaan-perusahaan komponen itu ada yang joint venture, lokal, penanaman modal asing, ada pula usaha kecil menengah," tukas Bob seusai acara wisuda.
Adapun anggaran Rp70 miliar hingga 2018 untuk penyempurnaan fasilitas TIA, lanjut dia, merupakan bagian dari komitmen investasi Toyota di bidang sumber daya manusia. Untuk operasional mahasiswa-mahasiswinya sendiri, Toyota, menurut Direktur TIA Amirul Husni, menyiapkan Rp120 juta per orang per tahun.
"Kami sudah menyiapkan TIA selama lima tahun sebelum angkatan pertama TIA berjalan (pada 2015). Karena kontrol kualitas dari Toyota ketat sekali, makanya kami enggak berani banyak-banyak (mahasiswa)," timpal Bob lagi.
Toyota berencana memperbanyak jumlah program studi dan jumlah mahasiswa TIA. Pada tahun ajaran 2017/2018, TIA memastikan akan membuka program D2 Teknik Produksi Kendaraan Roda Empat dengan jumlah mahasiswa 32.
Targetnya, pada 2025, TIA sudah menghasilkan 1.000 sumber daya manusia yang langsung mampu bekerja sebagai operator pabrik.
"Kami naikkan menjadi 64 mahasiswa dulu, kemudian 100 orang pada dua sampai tiga tahun lagi. Lalu setelahnya akan kami gandakan lagi sesuai kebutuhan," papar Bob.
Ia mengutarakan, TIA ke depannya dikembangkan untuk berfokus pada pembentukan sumber daya manusia di bidang manajemen produksi. Tiga tahun dari sekarang, akan ada lagi program studi D2 Logistik dan Kontrol Kualitas untuk melengkapi dua jurusan sebelumnya yang mengambil lebih banyak lagi siswa-siswi SMK dari lebih banyak daerah.
Program studi D1 Teknik Pemeliharaan Mesin Otomasi pun nantinya akan dialihkan menjadi D2.
Pada 2020, modul pembelajaran TIA saat ini juga akan digeser ke SMK-SMK di Indonesia sehingga kualitas mereka nantinya setara dengan para lulusan TIA saat ini. Sementara itu, TIA kelak mengambil lagi modul baru dari Jepang yang memang diperbarui tiap lima tahun sesuai perkembangan teknologi.
"Nanti kami bicarakan dengan pemerintah, bagaimana untuk menggeser kurikulum ini," tandasnya.
Bob mengungkapkan, Toyota berharap 30 persen dari seluruh tenaga kerja pabrik Toyota pada 10 tahun ke depan berasal dari TIA. "Awal mula mereka akan sama dengan yang lain yaitu operator. Performa mereka yang akan menentukan kecepatan karier mereka. Itu namanya meritokrasi," pungkas Bob.
"Di TMMIN, manager dan general manager banyak yang memulai dari bawah, dari operator. Bahkan, dulu kami pernah punya direktur yang dari operator, lulusan SMK," sambung Bob.
Ia juga menegaskan bahwa lulusan TIA pun dibebaskan untuk bekerja di korporasi otomotif lain, baik itu pabrik mobil maupun perakit komponennya.
Berita Terkait
-
5 Mobil Alternatif Avanza untuk Kamu yang Bosan Jadi 'Sejuta Umat', Lebih Gagah dan Super Nyaman
-
5 Rekomendasi Mobil Sekelas Toyota Alphard Harga Merakyat, Mulai Rp 60 Jutaan
-
Toyota Pamerkan Land Cruiser FJ Terbaru di Japan Mobility Show 2025
-
Pemerintah Rayu Toyota Bangun Pabrik Etanol
-
4 Rekomendasi Ban Mobil Innova yang Bagus dan Awet, Mulai Rp700 Ribuan
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Update Harga Motor Matic Yamaha 125cc November 2025, Cocok untuk Pekerja Muda Bermobilitas Tinggi
-
7 Cek Poin Krusial pada Motor Setelah Touring Jauh untuk Bikers Sejati, Jangan Disepelekan
-
Mitsubishi Destinator Pakai BBM Apa? Pertalite Haram, Ini yang Cocok
-
5 Mobil Alternatif Avanza untuk Kamu yang Bosan Jadi 'Sejuta Umat', Lebih Gagah dan Super Nyaman
-
Apa yang Dimaksud dengan Brebet? Fenomena pada Mesin Motor yang Diduga karena Isi Pertalite
-
Terpopuler: Pesona Lancer Evo 9 MR, Harga Suzuki Truntung Bikin Ngiler
-
7 Pilihan Motor Roda 3 untuk Usaha: Harga Mulai Rp 15 Jutaan, Daya Angkut Besar
-
Cocok untuk Koleksi dan Bahan Modifikasi Anak Muda: Berapa Harga Suzuki Truntung?
-
Punya Duit Miliaran Nganggur? Intip Harga dan Spesifikasi Mitsubishi Evo 9 MR
-
Lagi Cari Motor Touring untuk Libur Akhir Tahun? Intip Harga Motor Honda per November 2025