Suara.com - Camry hibrida edisi spesial menjadi karya terakhir Toyota sebelum resmi menutup pabrik mereka di Australia. Sedan berteknologi rendah emisi itu dibuat secara terbatas, dan tak semua unitnya untuk dijual.
Toyota, pada awal Oktober nanti bakal tak lagi memproduksi kendaraan-kendaraan mereka di 'Negeri Kangguru'. Pabrik berkapasitas 61 ribu unit per tahun yang berlokasi di Altona ini menjadi fasilitas perakitan yang paling terakhir tutup di Australia karena berbagai hal, salah satunya ialah ongkos buruh yang makin mahal.
Sebelum pabrik Toyota di negara itu ditutup selamanya, merek asal Jepang ini membuat mobil spesial bernama Camry Hybrid Commemorative Edition. Camry ini hanya dibuat 54 unit, yang menandakan 54 tahun Toyota merakit kendaraan di Australia.
Namun, hanya 52 unit Camry Hybrid Commemorative Edition yang dijual ke konsumen-konsumen domestik. Dua unit lainnya akan disimpan dan dipamerkan Toyota di Australia dan di Jepang.
Adapun banderol ke-52 unit Camry Hybrid Commemorative Edition ditawarkan dengan banderol 41.150 dollar Australian (Rp435,14 juta).
Camry hibrida istimewa itu didasarkan atas Camry Atara SL. Edisi spesialnya memperlihatkan eksterior merah metalik, atap hitam yang kontras, aksen merah pada grille depan, dan emblem Camry Hybrid Commemorative Edition di bagian belakang dan karpetnya.
Sementara itu, interiornya bertemakan 'sports mesh' dengan kursi berbalut kulit. Ada pula pencahayaan di bagian bawah kabin dengan warna biru, sistem audio JBL, sistem navigasi GPS, hingga fitur-fitur keamanan semisal Cruise Control, Lane Departure Alert, Rear Cross Traffic Alert.
Dapur pacunya tetap mengandalkan mesin bensin 2.5 l, empat silinder yang dipasangkan dengan motor listrik dan transmisi otomatis Continously Variable Timing (CVT). Perpaduan mesin konvensional plus motor listrik membuatnya mampu menggelontorkan tenaga maksimal 202hp.
Toyota Australia, setelah tidak lagi memproduksi kendaraan mulai Oktober nanti, akan menjalani masa transisi menjadi sekadar distributor umum yang efektif pada 1 Januari 2018. Tenaga kerja mereka di negara tetangga Indonesia itu pun nantinya berkurang dari sekitar 3.900 menjadi 1.300 orang saja.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
-
Nissan Siapkan Mobil Keluarga 7 Seater Ekuivalen Calya dan Sigra, Pakai Mesin Magnite?
-
3 Destinasi Tersembunyi di Dekat Solo yang Masih Asri: Spot Idola untuk Touring
-
Makin Digandrungi Anak Touring, Ini 3 Destinasi Wisata Ekonomis di Salatiga
-
Bukan Cuma Kota Pensiunan, Intip 3 Destinasi Wisata Purwokerto yang Cocok untuk Touring
-
Mau Buka Usaha 2026? Ini Harga Motor Roda Tiga Bekas Viar Karya
-
7 Destinasi Wisata Purwokerto yang Ramah Pengguna Mobil: Mudah Diakses, Parkir Mudah!
-
Mengenal SWDKLLJ di STNK: Fungsi dan Besaran Biaya
-
5 Destinasi Wisata di Semarang yang Ramah Pengguna Mobil: Gampang Cari Parkir!
-
Tes Tabrak NCAP Suzuki Baleno Hatchback CBU dari India Hasilnya Mengenaskan