Suara.com - Satoru Takada, seorang analis dari perusahaan riset dan konsultasi Toward the Infinite World (TIW) yang bermarkas di Tokyo, Jepang menyatakan bahwa tanpa kehadiran Carlos Ghosn, kondisi ketidakseimbangan bakal terjadi dalam aliansi Renault - Nissan - Mitsubishi.
Dikutip kantor berita Antara dari AFP pada Rabu (13/2/2019), Satoru Takada memperingatkan bahwa aliansi yang tadinya berada di bawah pimpinan Carlos Ghosn lantas terpaksa ditinggalkannya karena proses hukum, bakal menghadapi jalan terjal.
"Sulit menemukan pimpinan seperti Carlos Ghosn yang mampu mengambil tindakan secara seimbang. Perlu dilihat pula, kebingungan dialami manajemen Nissan kini," papar Satoru Takada.
Menurutnya, kondisi kebingungan, atau kebimbangan tadi diperkirakan bakal berlangsung lama. Ditambah lagi dengan aliansi atau kemitraan yang terus dipertahankan.
"Tidak mudah bagi para perusahaan ini dalam mencapai kesepakatan tentang masa-masa sulit, termasuk relasi terkait modal. Perlu dilihat apakah kondisi kebingungan itu akan berdampak langsung terhadap kinerja perusahaan mulai sekarang," tukasnya.
Kinerja kurang memuaskan terlihat saat kemitraan Renault - Nissan - Mitsubishi berusaha membuka lembaran baru setelah Carlos Ghosn selaku ketua kemitraan ditangkap serta menjalani peradilan di pengadilan distrik Tokyo, Jepang.
Ia dikenai dakwaan telah memperkecil jumlah pendapatan atau gaji yang diterima dari Nissan dalam laporan keuangan, serta mengalihkan kerugian pribadi ke rekening Nissan.
Hiroto Saikawa, Chief Executive Officer (CEO) Nissan menyatakan bahwa ia akan mengupayakan komunikasi pihaknya dengan Jean-Dominique Senard, pimpinan baru Renault yang akan berkunjung ke Jepang pekan ini.
"Aliansi adalah kekuatan dan aset kami yang sangat besar," jelas Hiroto Saikawa, Selasa (12/2/2019), seperti dikutip dari Antara (13/2/2019).
Baca Juga: Hapus Jejak Masa Lalu, Duterte Ingin Nama Filipina Diganti Maharlika
Ditambahkannya pula bahwa, "para perusahaan dalam aliansi saling menghormati independensi, namun berusaha untuk mendapatkan hasil yang saling menguntungkan dengan cara memaksimalkan sinergi antarperusahaan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Apakah Pajak Mobil Bekas Mazda 2 2015 Mahal? Intip Juga Harga, Spesifikasi, dan Konsumsi BBM
-
Harga Nempel Brio Seken: Apakah Konsumsi BBM Mitsubishi Outlander Sport Boros? Simak Pula Pajaknya
-
Lebih Irit Pajero atau Fortuner? Cek Perbandingan Harga, Pajak, dan Biaya Perawatannya
-
Era Baru Ojol Dimulai! Grab, ALVA dan AIZEN Turunkan 250 Motor Listrik N3, Isi Baterai Secepat Kilat
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kena OTT, Koleksi Mustang di Garasi Bikin Rakyat Gigit Jari
-
MG Motor Siapkan Kejutan untuk Pasar Mobil Listrik Nasional Tahun Depan
-
Pasar Otomotif Indonesia Terancam Kehilangan Takhta ASEAN Usai Disalip Malaysia
-
5 Motor Satria FU Bekas Harga 3 Juta, Dapat Rilisan Tahun Berapa?
-
Sedan Mewah BMW Disulap Jadi Senjata Mematikan di Perang Rusia vs Ukraina, Ini Penampakannya
-
Isuzu Siapkan Strategi Khusus Amankan Jalur Logistik Selama Libur Nataru 2025