Suara.com - Menilik nama Bayerische Motoren Werke (BMW) yang terbayang adalah tunggangan premium dengan mesin dahsyat. Akan halnya Daimler, lekat dengan produk-produk eksklusif serta mesin tangguh. Apa jadinya bila dua raksasa Jerman ini bersatu untuk berkolaborasi menciptakan produk otomotif masa depan? Hasilnya pasti menarik.
Satu hal pasti sudah didapat, yaitu keunggulan teknologi dari kedua belah pihak yang sama-sama mumpuni. Kedua adalah efisiensi biaya dengan menggunakan platform terbuka. Ketiga, dengan adanya kerja sama ini, konsumen bakal diuntungkan karena bisa mencicipi keunggulan yang dimiliki masin-masing produsen otomotif itu.
Dikutip dari Carscoops pada Sabtu (3/2/2019), BMW dan Daimler sepakat mengembangkan sistem otonom atau swakemudi generasi terbaru, yaitu Level 3 dan 4 untuk pengemudian otomatis serta parkir. Kolaborasi keduanya ini memungkinkan kedua belah pihak membawa teknologi Level 4 lebih cepat ke jalur produksi yang ditargetkan siap beroperasi pada 2025.
Kedua belah pihak dari raksasa otomotif ini sepakat untuk menggabungkan sumber daya yang dimiliki menjadi satu platform terbuka. BMW akan menawarkan teknologi mengemudi otonom Level 3 melalui sebuah produk SUV listrik bernama iNext yang siap diperkenalkan pada 2021. Sementara Mercedes akan mengemas produknya di tahun berikutnya.
"Kami ingin mengembangkan sistem swakemudi yang andal secara keseluruhan. Dengan begitu kami bisa menawarkan nilai tambah bagi para pelanggan," kata Ola Källenius, Anggota Dewan Manajemen Daimler, seperti dikutip dari Carscoops.
Sementara itu, Klaus Frohlich, Anggota Dewan Manajemen BMW menambahkan, di BMW grup, kemitraan jangka panjang menjadi hal yang harus dilakukan untuk membangun platform yang fleksibel. Kerjasama ini menjadi dasar untuk memajukan industrialisasi mobil swakemudi.
"Menggabungkan keahlian utama dari dua perusahaan kami akan meningkatkan kekuatan inovatif kami dan mempercepat penyebaran teknologi ini," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
-
Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
-
Budget 7 Juta Dapat Honda Vario Bekas Tahun Berapa? Cek Rekomendasinya
-
Mobil Bekas Xpander 2017 Masih Layak Dibeli? Cek Harga dan Spesifikasinya
-
Daya Pikatnya Susah Ditolak, Berapa Pajak Tahunan dan Harga Innova Reborn Diesel?
-
5 SUV Matic 100 Jutaan Gak Ngos-ngosan di Tanjakan, Sekeluarga Nyaman Liburan ke Gunung
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp7 Jutaan: Bisa Buat Sekolah, Kuliah hingga Sunmori di 2026
-
Pesona Toyota Alphard Harga LCGC Bekas: Cek Taksiran Pajak dan Penyakit yang Sering Muncul
-
Beda Pajak LMPV Avanza vs Xpander: Ada yang Tembus Rp5,2 Juta, Mending Mana?
-
Bak Bumi dan Langit, Adu Pajak Tahunan BYD Atto 1 vs Honda Brio Satya