Suara.com - Mobil bertransmisi otomatis atau kerap disebut matik cenderung memiliki usia pakai rem yang lebih pendek.
Hal ini karena rem memang menjadi andalan pada mobil matik. Sehingga tingkat keausan pada kampas rem mobil matik jauh lebih cepat dan terasakan dibandingkan mobil manual.
Menurut Suparman, Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso, Sunter, Jakarta Utara, menipisnya kampas rem mobil matik memang cukup wajar. Pasalnya, rem menjadi satu-satunya yang diandalkan untuk memperlambat laju mobil.
Tidak seperti mobil manual yang masih bisa dibantu dengan engine brake dan memanfaatkan momentum penurunan level transmisi.
"Kalau dibandingkan mobil manual, engine brake mobil matik itu lebih cepat setengahnya. Jadi bila mobil manual ganti kampas rem tiap 60.000 kilometer (km), mobil matik bisa 30.000 sampai 40.000 km sudah ganti,” kata Suparman.
Ia melanjutkan penjelasan, ada tiga poin kenapa kampas rem mobil matik lebih cepat habis dibandingkan manual.
1. Menahan Rem
Kebiasaan pemilik mobil matik lebih suka menahan pedal rem dengan kaki dibandingkan memanfaatkan rem tangan saat berhenti. Selain itu, pedal rem diinjak ketika posisi tuas transmisi masih berada di D untuk menahan laju mobil.
Kondisi inilah yang menyebabkan kampas rem cepat habis. Kondisi ini bahkan sudah menjadi kebiasaan para pemilik mobil matik.
Baca Juga: Resmi Diperkenalkan, Renault Masih Bungkam Masalah Harga Triber
2. Selalu Diandalkan
Mobil matik memiliki ritme penggunaan rem yang sangat aktif. Mulai dari akan bergerak, memperlambat laju kendaraan sampai mobil berhenti pasti dan wajib menginjak pedal rem.
Otomatis, kondisi ini akan membuat kampas rem bekerja ekstra sehingga cukup wajar bila lebih cepat mengalami keausan.
"Mobil matik memang bisa engine brake, akan tetapi dayanya tak sebesar mobil manual. Selain itu hampir setiap pergerakan ketika mengendarai mobil matik, pasti dilakukan dengan menekan pedal rem," ujar Suparman.
3. Posisi Netral
Selain beban yang tinggi, pengendara mobil matik juga jarang menyicil rem. Maksudnya, jika sudah terindikasi akan terhalang lampu merah, masih banyak yang melakukan pengereman mendekati posisi berhenti. Kondisi ini membuat rem bekerja lebih keras.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga yang Bisa Buat Kondangan Ramai-ramai
-
Motor Listrik Polytron FOX 350 Resmi Meluncur, Mulai Rp 15 Jutaan
-
5 Mobil Bekas dengan Ground Clearance Tinggi, Cocok untuk Medan Berat
-
Hal Sepele yang Sering Diabaikan saat Memilih Mobil Bekas Sebagai Mobil Pertama
-
Fitur Keselamatan Mitsubishi Destinator yang Kantongi Lima Bintang di ASEAN NCAP 2025
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Lebih Murah dari Harga Nmax, Pilihan Sedan hingga MPV
-
Wuling Incar Segmen Mobil Keluarga Lewat Kehadiran Darion PHEV
-
7 Mobil Bekas untuk Anak Kuliah Budget Rp40 Jutaan, Sedan hingga City Car
-
5 Mobil Keluarga Bekas Harga di Bawah Rp80 Juta, Nyaman dan Muat Banyak
-
Harga CRF1100L Africa Twin Tembus Rp 647 Juta dengan Pilihan Warna Baru