Suara.com - Berbicara masa depan, dengan berbagai Kendaraan Bermotor Listrik (KBL), mulai zaman now bahkan beberapa saat sebelumnya, banyak perusahaan otomotif telah melakukan ancang-ancang. Yaitu investasi untuk menggarap pasar KBL.
Mahalnya biaya pengembangan KBL ini, bahkan telah mendorong perusahaan otomotif bekerja sama atau menjalin kemitraan dengan manufaktur dari bidang sama, bahkan sampai lintas sektor. Seperti perusahaan IT.
Dan sebagai konsekuensi dari dibutuhkannya pendanaan atau biaya pengembangan KBL yang tinggi, maka terjadilah pemangkasan karyawan. Seperti yang terjadi pada Audi, Mereka mengumumkan rencana perusahaan untuk memangkas 9.500 karyawan di fasilitas produksi Jerman dalam lima tahun ke depan.
Produsen otomotif yang berpusat di Wolfsburg itu mengklaim, perusahaan bisa menghemat dana sebesar 6 miliar Euro untuk melakukan investasi teknologi mobil listrik yang saat ini sedang dikembangkan oleh mereka.
"Perusahaan harus menjadi ramping dan bugar untuk masa depan, yang berarti bahwa beberapa profil pekerjaan tidak lagi diperlukan dan yang baru akan dibuat. Itulah sebabnya Audi berinvestasi secara sistematis dalam langkah-langkah kualifikasi yang berorientasi masa depan untuk karyawan," demikian tulis Audi seperti dilansir dari Autocar, Rabu (27/11/2019).
Saat ini Audi mempekerjakan sekitar 62 ribu pekerja di negara asalnya, yang berarti sekitar 15 persen dari tenaga kerjanya akan hilang pada 2025. Namun perusahaan akan memperpanjang jaminan ketenagakerjaan untuk tenaga kerja inti hingga 2029.
Bahkan Audi mengklaim sistem pembagian keuntungan antara pekerja akan terus berlanjut. Untuk itu masih akan ada perekrutan untuk pekerjaan baru.
Selain itu, tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengembangan mobil listrik disebut turut menjadi alasan perusahaan untuk memangkas karyawan.
Sementara itu, awal bulan ini, saingan Audi, Daimler, juga mengumumkam hal yang sama dengan cara memangkas 10 persen karyawan di jajaran manajerial.
Baca Juga: Sowan ke Negeri Leluhur, Inilah Bingkisan dari Luis Leeds
Lantas dari Mercedes-Benz, disebutkan bahwa peluncuran produk elektrifikasi secara signifikan akan merusak keuntungan perusahaan hingga 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
5 Mobil Listrik Murah Meriah yang Bebas Pajak dan Anti Ganjil Genap, Cocok Buat Kado Natal
-
5 Cara Cek Mobil Bekas Secara Otodidak agar Tidak Tertipu Kondisi Mesin dan Bodi
-
Motor Bisa Meledak Tiba-Tiba? Jangan Pernah Simpan 7 Benda Ini di Bagasi, Nyawa Taruhannya
-
7 Mobil Bekas Kecil Kuat di Tanjakan Pegunungan, Mesin Badak Harga di Bawah Rp80 juta
-
Pilihan Motor Bekas di Bawah Rp 5 Juta yang Masih Bisa Diandalkan
-
Rekomendasi Motor Matik Bekas Tahun Muda yang Tetap Bisa Dipakai Gaya
-
5 Cara Oper Kredit Mobil Resmi yang Aman untuk Atasi Cicilan yang Berat
-
5 Daftar Harga Motor Listrik Honda Terbaru Desember 2025, Bebas Pajak Tahunan!
-
Ratusan Bikers Jabodetabek Padati Penutupan Feders Gathering 2025 di Jakarta
-
5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua