Suara.com - Di saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan DKI Jakarta dan beberapa kota penyanggah lainnya, pengendara kendaraan roda dua dan roda empat mesti menggunakan masker saat mengaspal bersama tunggangannya.
Padahal, sebelum diberlakukan aturan PSBB pun, bagi pengendara sepeda motor, menggunakan masker sepertinya sudah lumrah. Selain melindungi dari debu dan kotoran, juga mencegah masuknya partikel jahat seperti polusi yang bisa mengganggu kesehatan.
Namun, mengutip laman Federal Oil, pengguna sepeda motor sebaiknya jangan asal pilih dan pakai masker ketika berkendara, salah-salah malah membuat celaka. Dengan menggunakan masker yang baik, bakal bisa semakin nyaman, tetapi jika menggunakan masker yang kualitasnya tidak jelas berpotensi mengganggu perjalanan.
Berikut adalah wacana yang bisa dijadikan masukan saat memilih masker bermotor:
- Tebal dan tipisnya masker tergantung bahannya, ada yang berbahan tipis namun mampu menangkal polusi dan kotoran. Ada pula yang tebal dan bermodel seperti yang sering digunakan oleh para tukang cat. Jelas peruntukannya beda, sehingga perlu diteliti terlebih dahulu: apakah produk itu untuk kegiatan bermotor.
- Menggunakan masker yang tidak sesuai bisa membuat oksigen yang dihirup tidak maksimal, efeknya bisa membuat ngantuk dan membahayakan diri sendiri dan pengendara lain. Tanda otak kekurangan oksigen sangat mudah dicirikan, yakni jadi sering menguap selama berkendara. Bahayanya, kekurangan oksigen bisa menyebabkan turunnya kewaspadaan dan konsentrasi terhadap lingkungan sekitar.
- Untuk menghilangkan rasa ngantuk selama perjalanan sebenarnya cukup mudah. Pengendara bisa melakukan peregangan saat sedang berhenti sejenak di traffic light atau ketika sedang macet. Dengan begitu, oksigen bisa kembali masuk ke otak dan konsentrasi bisa kembali lagi untuk melanjutkan perjalanan.
- Ditilik dari pengalaman bermasker, disarankan ganti masker bila terjadi ngantuk terus menerus. Pilih bahan yang nyaman, sehingga tidak mengalami kesulitan bernafas ketika berkendara.
Catatan dari Redaksi: Jika merasakan gejala batuk, sakit tenggorokan dan demam, informasi seputar Coronavirus Disease (Covid-19) bisa diperoleh di Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081-2121-23119. Terapkan imbauan tetap tinggal di rumah, dan jaga jarak atau physical distancing, minimal dua meter persegi. Selalu gunakan masker setiap keluar rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Lagi, Indonesia Raya Berkumandang di Spanyol: Ramadhipa Juara, Veda Ega Pratama Konsisten
-
Yadea Indonesia Bawa Kendaraan Listrik ke Lingkungan Kampus untuk Dicoba Langsung
-
Mitsubishi Destinator Penggerak Roda Apa? Ini 3 Kelebihannya
-
Ngidam Punya Motor Awet dan Tahan Lama? Intip Harga Motor Suzuki November 2025
-
Model Mobil Perkotaan dari Suzuki Apa Saja? Ini Opsi untuk yang Suka Mobil Bandel
-
Jaecoo J5 EV Ramaikan Segmen SUV Listrik di Indonesia Harga Rp 200 Jutaan
-
Desain Mirip Aerox Harga Bikin Melotot, Aveta Nova 160 SE Punya Fitur Ciamik Bikin Kepincut
-
Update Harga Motor Matic Yamaha 125cc November 2025, Cocok untuk Pekerja Muda Bermobilitas Tinggi
-
7 Cek Poin Krusial pada Motor Setelah Touring Jauh untuk Bikers Sejati, Jangan Disepelekan
-
Mitsubishi Destinator Pakai BBM Apa? Pertalite Haram, Ini yang Cocok