Suara.com - Desainer asal Skotlandia, Ross Hunter berhasil masuk ke tahap final kompetisi membuat ventilator murah untuk penderita Covid-19. Pencapaiannya ini dilakukan dengan memodifikasi mesin kopi komersial.
Ross Hunter seorang desainer dan pemilik perusahaan desain kabin penginapan, dan ia terbiasa berpikir inovatif untuk menghadapi kompetisi bisnis.
Ia gemar “mengutak-atik” konsep desain di waktu luangnya, termasuk merancang purwarupa mesin kopi komersial, yang idenya ia dapat ketika berkunjung ke warung kopi rekannya di Edinburgh.
"Saya tertarik pada kompleksitas mesin kopi," katanya.
Enam vaksin virus corona sudah diuji coba pada manusia Mutasi virus corona memberi petunjuk tentang penyebaran dan asal-usulnya di Indonesia Rencana penerapan New Normal, 'kondisi pasien sekarang saja sudah membludak'
“Pelaku bisnis kopi mencari cara untuk terus meningkatkan kualitas tekanan dan suhu air pada mesin agar bisa menyarikan segenap rasa yang ada pada biji kopi."
Upayanya mengutak-atik ini berubah saat pandemi virus corona.
Bisnis Ross Hunter tutup sementara karena karantina.
Kemudian ia mendapat informasi tentang tantangan global dari sejumlah dokter di Massachusetts General Hospital yang khawatir soal kekurangan ventilator untuk merawat pasien Covid-19.
Baca Juga: Peluncuran SpaceX dan NASA: 10 Pertanyaan kunci Misi Crew Dragon
Tantangan bernama CoVent-19 Innovate2Ventilate ini menyerukan kepada para inovator dari seluruh dunia dalam 90 hari untuk membuat ventilator murah dan mudah digunakan.
Apa itu ventilator?
Ventilator adalah mesin yang membantu seorang pasien bernapas dengan memberi oksigen ke dalam paru-paru dan menyingkirkan karbon dioksida
Ventilator bisa digunakan membantu pasien bernapas apabila mereka mengalami penyakit paru atau kondisi lain yang mempersulit pernapasan. Ventilator juga bisa dipakai sesudah operasi.
Pipa, terhubung ke mesin ventilator, ditempatkan di mulut pasien, atau di hidung atau di irisan kecil di tenggorokan (disebut trakeostomi).
Ross Hunter sadar bahwa ia sudah membuat semacam ventilator pada konsep mesin kopi rancangannya dan segera memutuskan untuk mengubahnya untuk menjadi sistem ventilator.
Katanya: "Saya sadar, dengan mengganti beberapa komponen di purwarupa mesin kopi, saya bisa membuat ventilator.”
"Ide mesin kopi saya memakai sistem pendorong, bukan pompa yang biasanya dipakai. Ini serupa dengan konsep tuas pada mesin kopi, tapi dengan sistem pendorong yang bisa dikendalikan dengan mudah.”
“Untuk membuat purwarupa ventilator ini bekerja, saya perlu membuat sedikit modifikasi di mesin kopi ini”.
Hunter mengerjakan mesinnya sendirian, dan ini memakan waktu tiga minggu untuk membangun satu purwarupa dan model tiga dimensi dari rancangannya yang disebut CORE Vent.
“Saya fokus membuat ventilator sesederhana mungkin yang bisa dibuat di manapun dan tidak membutuhkan komponen atau peralatan yang khusus”.
Dengan pendekatannya yang tidak konvensional ini, juri-juri kompetisi CoVent-19 terkesan.
Rancangan Hunter termasuk tujuh rancangan final di antara 200 rancangan yang masuk dari 40 negara.
Ia satu-satunya peserta perorangan yang masih bertahan di kompetisi, serta satu-satunya dari luar benua Amerika.
Namun ia tak menganggap jalannya mudah, apalagi tahu bahwa pesaingnya termasuk satu tim besar dari Stanford University.
“Saya masih kaget dengan berita bahwa saya mencapai final dalam kompetisi menghadapi kompetisi internasional yang berat ini,” kata Hunter.
Ia membentuk tim kecil yang berasal dari firma desainnya, Armadilla, untuk memperbaiki purwarupanya sebelum tenggat tanggal 21 Juni.
Pemenangnya, yang akan diumumkan akhir bulan Juni, tidak akan mendapat hadiah uang tapi namanya akan dijadikan nama ventilator tersebut.
“Saya tak pernah berharap dapat uang dari ide ini,” kata Hunter, yang perusahaannya belum lama ini dianugrahi Queen's Award for Enterprise dalam kategori inovasi.
“Saya hanya ingin membantu sebisa saya, terutama untuk negara-negara yang tak punya kemampuan untuk membeli ventilator yang sangat mahal."
Sekalipun banyak negara yang sudah meningkatkan jumlah produksi ventilator, masih banyak negara, terutama negara miskin, yang kekurangan.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan bahwa 41 negara di benua Afrika hanya memiliki kurang dari 2.000 ventilator yang berfungsi di fasilitas kesehatan mereka.
Emily Blatter Boyer, salah satu penyelenggara CoVent-19 Challenge, mengatakan: "Tujuan kami dalam kompetisi ini adalah meningkatkan pasokan ventilator berharga murah untuk fasilitas kesehatan yang harus menanggung beban berat dalam menyediakan pipa oksigen untuk perawatan.”
“Masih dibutuhkan waktu untuk menemukan vaksin, dan sementara itu virus terus menyebar. Menurut para ahli epidemiologi, ada kemunginan virus itu akan kembali lagi dengan lebih kuat tahun depan”.
"Ventilator seharga US$30.000 hingga $50.000 mungkin mencukupi untuk kota-kota besar di Amerika Serikat, tapi tak akan cukup memenuhi kebutuhan dalam krisis global ini."
Penyelenggara kompetisi menyatakan mereka sedang merundingkan dengan pabrikan, distributor dan sektor publik untuk mendistribusikan ventilator pemenang kompetisi ini ke seluruh dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
4 Mobil Bekas Seharga All New Honda Vario 125, Kabin Luas Muat untuk Keluarga
-
Innova dan Avanza Keok! Ini Mobil Terlaris di Indonesia Sepanjang November 2025, Jual 8.333 Unit
-
Solusi Berkendara Anti Pegal dengan Aksesoris CICIDO Kini Hadir di Indonesia
-
Daya Beli Rendah, Nasib Mobil Listrik Indonesia Terancam Jika Tanpa Subsidi
-
Motor Bekas Honda Win 100 Harganya Berapa? Si Tua-Tua Kalcer Kini Mahal Lagi
-
Harga Nyaris Sama dengan Beat Seken: Segini Banderol Yamaha NMax Bekas plus Konsumsi BBM
-
Harley-Davidson X440T Terbaru Berapaan? Tengok Harga Moge Murah Rasa Premium Ini
-
Fitur Premium Yamaha NMAX Turbo yang Relevan dengan Generasi Muda
-
Update Harga Mobil Listrik BYD Desember 2025: Atto 3 Superior Tak Lagi Dijual?
-
Harga Honda BeAT Terbaru Akhir Tahun: Mulai Rp 18 Jutaan, Iritnya Bikin Hati Senang