Suara.com - Perusahaan rintisan atau startup asal India, mengklaim telah berhasil menemukan cara mendaur ulang baterai mobil untuk menghindari terjadinya penumpukan limbah baterai bekas.
ACE Green Recycling mengaku telah mengembangkan sebuah inovasi dengan memanfaatkan proses suhu ruangan untuk mengubah timbal dari baterai bekas menjadi bahan murni.
"Saya pikir ini langkah yang bagus dan jika layak secara ekonomi, itu adalah langkah yang luar biasa," kata Richard Fuller, CEO ACE Green, dikutip dari Autoblog.
Di pabrik daur ulang perusahaan yang terletak di Ghaziabad, India, perusahaan tersebut menggunakan mesin listrik untuk memurnikan komponen timbal dari baterai bekas menjadi briket, yang kemudian akan dijual kembali ke produsen baterai. Sementara bahan plastik dan komponen lainnya akan didaur ulang secara terpisah.
Atas temuan ini, beberapa analis dan ahli mengatakan teknologi baru ini menjanjikan tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah layak secara komersial dalam skala besar.
Biasanya, unit daur ulang baterai tradisional menggunakan tungku ultra panas dengan suhu lebih dari 1.000 derajat Celcius untuk memurnikan komponen timbal.
Jika tidak diatur, hal ini justru dapat menimbulkan polusi karena dapat menghasilkan asap beracun dan limbah yang menyerap ke air tanah.
Bahkan, dalam studi yang dilakukan Pure Earth dan Green Cross Switzerland mengatakan daur ulang baterai timbal adalah industri paling berpolusi di dunia.
"Emisi dan debu buronan yang dilepaskan dari peleburan skala kecil dan pengecoran timbal cair dan dari limbah adalah jalur paparan utama," dalam laporan 2016.
Baca Juga: Keren, Honda Stop Produksi Mobil Bensin Mulai 2040
Sedangkan analis utama Wood Mackenzie, Farid Ahmed, mengatakan teknologi baru memiliki potensi untuk menjadi pengubah permainan di industri otomotif.
"Tetapi (mereka) perlu mencapai titik di mana mereka dapat menetapkan validitas proses mereka ketika ditingkatkan ke tingkat output industri, ditambah bahwa mereka dapat bersaing dalam biaya produksi," katanya.
Berita Terkait
-
DFSK Beri Penjelasan, Mengapa Kini Baru Pasarkan Mobil Listrik Gelora E
-
Menparekraf Hubungi Hyundai, Usahakan Mobil Listrik untuk Destinasi Wisata
-
Best 5 Oto: Modifikasi Royal Enfield Himalayan, Mobil Listrik Menparekraf
-
Kota Kendari Bakal Menjajaki Mobil Listrik Hyundai untuk Mobil Dinas
-
Jajal Mobil Listrik di IIMS Hybrid 2021, Tersedia Gelora Sampai Tesla
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga yang Bisa Buat Kondangan Ramai-ramai
-
Motor Listrik Polytron FOX 350 Resmi Meluncur, Mulai Rp 15 Jutaan
-
5 Mobil Bekas dengan Ground Clearance Tinggi, Cocok untuk Medan Berat
-
Hal Sepele yang Sering Diabaikan saat Memilih Mobil Bekas Sebagai Mobil Pertama
-
Fitur Keselamatan Mitsubishi Destinator yang Kantongi Lima Bintang di ASEAN NCAP 2025
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Lebih Murah dari Harga Nmax, Pilihan Sedan hingga MPV
-
Wuling Incar Segmen Mobil Keluarga Lewat Kehadiran Darion PHEV
-
7 Mobil Bekas untuk Anak Kuliah Budget Rp40 Jutaan, Sedan hingga City Car
-
5 Mobil Keluarga Bekas Harga di Bawah Rp80 Juta, Nyaman dan Muat Banyak
-
Harga CRF1100L Africa Twin Tembus Rp 647 Juta dengan Pilihan Warna Baru