Suara.com - Pabrikan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor mendapat ancaman boikot di India setelah tweet dari mitranya di Pakistan menuai reaksi di media sosial.
Permasalahan yang terjadi dipicu di media sosial setelah tweet dari mitra Hyundai Motor dengan akun HyundaiPakistanOfficial menyatakan dukungan pada Hari Solidaritas Kashmir.
Sebagai catatan, wilayah indah dengan kekayaan alam logam Lembah Kashmir adalah wilayah sengketa antara India dan Pakistan, juga berbatasan dengan Tibet yang termasuk wilayah China, dan Nepal. Kawasan ini dilewati rangkaian Pegunungan Himalaya.
India sendiri memasukkan Lembah Kashmir sebagai bagian dari kedaulatan teritorial negara mereka. Dengan nama provinsi Jammu-Kashmir.
"Mari kita mengingat pengorbanan saudara-saudara kita di Kashmir dan mendukung mereka yang terus berjuang untuk kebebasan," demikian cuitan tweet itu, seperti dikutip dari Independent.
Namun pengguna media sosial tidak terima dengan kalimat tweet tadi dan segera menyerukan disertai tagar #BoycottHyundai dan #Hyundaimustapologise yang langsung menjadi trending di India.
Akibat kegaduhan yang ditimbulkan, Hyundai India segera mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa, "sangat menyesali pelanggaran yang dilakukan kepada orang-orang India oleh aktivitas media sosial".
Pernyataan itu mengatakan bahwa Hyundai Motor telah memastikan bahwa postingan di media sosial telah dihapus karena perusahaan tidak ingin mengomentari masalah politik atau agama di wilayah tertentu.
"Hal ini jelas bertentangan dengan kebijakan Hyundai Motor bahwa distributor yang dimiliki secara independen di Pakistan dan bukan akun resmi perusahaan," demikian bunyi permohonan itu.
Baca Juga: Lakukan Pengetesan Atas Suzuki GSX-RR di Sirkuit Mandalika, Ini Harapan Alex Rins Atas Tunggangannya
Pernyataan menambahkan bahwa Hyundai Motor India tidak terkait dengan distributor di Pakistan dan bahwa perusahaan "sangat menolak aktivitas media sosial yang tidak terkait dengan bisnis yang tidak sah dari distributor".
Pada 2020, seruan boikot serupa dilakukan di media sosial terhadap barang-barang China setelah sengketa perbatasan antara kedua negara.
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Tren Viral: Memahami Kekuatan Pop Culture di Era Digital
-
3 Mobil Keluarga Nyaman Buat Anak & Istri Duduk di Depan, Hanya Rp 100 Jutaan
-
Hyundai Ioniq 9 Siap Masuk Indonesia, Jarak Tempuh Tembus 620 Kilometer
-
Lebih dari Sekadar Boikot: Bagaimana Cancel Culture Membentuk Iklim Sosial
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
5 Motor Bekas Rp8 Jutaan untuk Berangkat Kerja: Performa Dapet, Tampil Gaya Pula!
-
Alternatif Scoopy tapi Harga Mulai Rp7 Jutaan: Simak Fakta Penting Yamaha Fino 2018
-
4 Mobil Bekas dengan Pajak Tahunan Murah, Mulai dari Rp 900 Ribu
-
Niat Mau Beli Suzuki Fronx Hybrid, Amankah Diisi Pertalite? Begini Penjelasannya
-
5 Motor dengan Pajak Tahunan Termurah Mulai dari Rp 60 Ribu
-
5 Pilihan Mobil yang Pajak Tahunannya di Bawah Rp1 Juta, Irit buat Harian
-
Naksir Kia Picanto Bekas? Kepoin Dulu Taksiran Ongkos Bensin, Harga, Spesifikasi dan Pajaknya
-
Cara Menghitung Pajak Mobil Tahunan dan 5 Tahunan agar Tidak Salah Budget
-
5 Rekomendasi Ban Soft Compound Ring 14 yang Cocok untuk Pemakaian Harian
-
Daftar Mobil Bekas Paling Dicari Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2025