Suara.com - Toyota Research Institute mengumumkan bahwa mereka akan bermitra dengan Northwestern University untuk menggunakan pabrik data pertama di dunia dengan tujuan membuat kendaraan lebih 'hijau' dan lebih efisien.
Dilansir dari Carscoops, pabrik data yang dimaksud adalah algoritma pembelajaran mesin yang mampu mensintesis materi dengan kecepatan rekor.
Tim akan menggunakannya untuk melihat-lihat "Megalibraries" baru Northwestern, yang memuat lebih banyak bahan anorganik baru daripada yang pernah dikumpulkan dan dikategorikan oleh para ilmuwan di masa lalu.
Daripada menggunakan pendekatan coba-coba untuk menggabungkan bahan yang mengharapkan sesuatu yang berguna, pabrik data akan bekerja melalui data dalam megaliter menggunakan AI untuk mencari genom bahan untuk menemukan material apa yang akan bekerja dengan baik pada kendaraan bermesin hidrogen fuel-cell dalam keadaan tertentu.
Bahkan dengan pembelajaran mesin, sebelum kolaborasi ini, Toyota mengatakan bahwa AI dilatih pada kumpulan data berkualitas rendah.
Namun, ia percaya bahwa sistem ini dapat dilatih untuk memungkinkan algoritma yang kompleks untuk penemuan bahan-bahan penting yang cepat dan objektif untuk kebutuhan tertentu.
"Penelitian inovatif ini menandai titik infleksi dalam cara kami menemukan dan mengembangkan materi penting," kata Chad Mirkin, direktur Institut Internasional untuk Nanoteknologi dan Profesor Kimia George B. Rathmann di Northwestern.
"Bersama dengan TRI, kami siap untuk memberdayakan komunitas ilmiah untuk menemukan bahan terbaik yang benar-benar dapat mendukung transisi energi bersih."
Dalam kasus khusus ini, Toyota mencari katalis baru untuk membuat kendaraan sel bahan bakar lebih efisien. Namun, ia percaya bahwa metode pemindaian material ini akan memiliki banyak manfaat.
Baca Juga: Ini 5 Opsi Mobil Bekas Harga 70 Jutaan, Cocok untuk Kawula Muda
Bersama-sama, mereka berharap dapat menemukan cara untuk membuat hidrogen lebih bersih, menghilangkan CO2 dari udara, dan mengembangkan sel surya efisiensi tinggi.
"Memenuhi permintaan mobilitas yang terus meningkat tanpa memancarkan karbon adalah tantangan besar," kata Brian Storey, direktur senior tri untuk energi dan material.
"Melalui kemitraan dengan Northwestern ini, kami telah secara signifikan mengurangi waktu yang diperlukan untuk menguji dan menemukan bahan baru yang dapat digunakan dalam baterai dan sel bahan bakar untuk mendekarbonisasi transportasi."
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Daftar Mobil Bekas yang Bisa Jadi Pilihan Mobil Pertama dengan Harga Terjangkau
-
Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
-
5 Rekomendasi Motor Listrik yang Pakai Baterai Detachable, Bisa Dicopot Tak Repot Ngecas
-
Suzuki Satria F150 Pertahankan Status Legenda Underbone dengan Desain Baru
-
5 Mobil Bekas Kecil Terbaik Selain Suzuki S-Presso, Irit Bensin dan Mesin Bandel
-
5 Mobil Tahun Muda Harga 150-200 Juta Irit BBM, Cocok Pergi untuk Lintas Provinsi
-
Rencanakan Anggaran Liburan Akhir Tahun! Intip Tarif Tol Terbaru Jogja-Semarang 2025
-
5 Deretan Situs untuk Cek Tarif Tol, Praktis Langsung dari HP
-
Rekomendasi Mobil Bekas Tahun Muda dengan Budget di Bawah Rp 300 Juta
-
9 Rekomendasi Mobil Bekas Hatchback Ekonomis untuk Penggunaan Harian Mulai Rp30 Jutaan