Suara.com - Uni Eropa sedang menyelidiki untuk memastikan persaingan yang adil. Uni Eropa (UE) telah memulai penyelidikan terhadap dugaan subsidi pemerintah yang mungkin memberikan keuntungan yang tidak adil bagi produsen mobil China di pasar Eropa.
Menurut Arena EV, jika penyelidikan menemukan bukti subsidi semacam itu, tarif dapat diberlakukan, membuat kendaraan listrik (EV) China kurang terjangkau dan berpotensi mengganggu rencana ekspansi mereka yang ambisius di Eropa.
Pemerintah dapat mendukung industri tertentu, tetapi Uni Eropa khawatir bahwa China mungkin melanggar peraturan dan memberikan keuntungan harga yang tidak adil kepada produsen kendaraan listrik mereka. Hal ini telah menyebabkan ketakutan dalam industri otomotif Eropa.
Uni Eropa menuduh bahwa ada bukti 'transfer dana langsung' (istilah yang digunakan untuk menggambarkan uang yang mengalir langsung dari pemerintah ke produsen mobil China) dan trik akuntansi kreatif lainnya yang merupakan subsidi tersembunyi.
Produsen mobil China mendapatkan popularitas di Eropa dengan menawarkan kendaraan listrik berteknologi tinggi dengan harga yang kompetitif.
Merek-merek seperti BYD dan MG membuat kemajuan yang signifikan, menantang nama-nama mapan seperti Volkswagen dan Stellantis. Penyelidikan Uni Eropa dapat memiliki dampak yang signifikan.
Uni Eropa telah mengambil langkah-langkah untuk mendaftarkan semua EV China yang tiba di pelabuhan mulai 7 Maret, yang dipandang sebagai indikasi yang jelas tentang persiapan untuk tarif retrospektif.
Langkah ini dapat mengakibatkan biaya tambahan bahkan untuk mobil listrik yang sudah diimpor, sehingga membuat mereka kurang ramah anggaran.
Kemungkinan akan ada ketegangan politik seiring berkembangnya cerita ini, karena China memiliki sejarah bereaksi keras terhadap tuduhan semacam itu dan mungkin akan mengambil tindakan pembalasan.
Baca Juga: PLN Umumkan Beli 10.000 Mobil Listrik BYD
Investigasi oleh Uni Eropa ini dapat menjadi hambatan yang signifikan bagi produsen mobil China dan dapat mengubah lanskap persaingan secara signifikan.
Berita Terkait
-
PLN Umumkan Beli 10.000 Mobil Listrik BYD
-
Duet Nissan-Honda: Raksasa Otomotif Jepang Bersatu Melawan Tesla dan BYD
-
Tidak Tebang Pilih, Indra Sjafri Gunakan Standar Sama untuk Semua Pemain Timnas Indonesia U-20
-
Perkuat Pasar Eropa, Pertamina Lubricants Kerja Sama dengan VR46 Agency
-
Susul Xiaomi, Huawei Juga akan Serbu Pasar Mobil Listrik? Begini Speknya
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Bukan Toyota Supra, Ferry Irwandi Justru Pilih 'Supra Bapa' Tembus Area Terisolasi
-
Taklukkan Tanjakan dan Bebatuan Cadas, IPONE Pastikan Mesin Tetap Aman
-
50 Kendaraan Baru Berebut Gelar Bergengsi di FORWOT Car of The Year 2025
-
Mengulik Cara Kerja Mesin Mitsubishi Destinator, "Turbo Hanya Main Saat Dipanggil"
-
BeAT vs Scoopy, Lebih Irit Mana? Ini yang Paling Cocok Jadi Motor Pertama
-
Komunitas MBOIG Tunjuk Ketua Umum Baru Jalankan Organisasi
-
Motul Luncurkan Scooter Gear Plus 80W-90, Pelumas Gardan untuk Motor Matik
-
5 Tips Penting Beli Mobil Listrik Bekas agar Tak Boncos di Baterai, Jangan Asal Tergiur Murah
-
7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
-
5 Motor Listrik untuk Anak Sekolah, Jarak Tempuh Jauh Harga Mulai Rp8 Juta