Suara.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa beberapa negara, termasuk Indonesia, menggunakan mobil dengan setir di sisi kanan, sementara negara lain memilih setir kiri? Mari kita telusuri kisah menarik di balik perbedaan ini dilansir dari berbagai sumber.
Jauh sebelum era mobil modern, keputusan untuk mengemudi di sisi tertentu jalan sebenarnya berakar dari tradisi ksatria abad pertengahan.
Para ksatria Inggris, yang kebanyakan menggunakan pedang dengan tangan kanan, lebih memilih berkuda di sisi kiri jalan. Posisi ini memungkinkan mereka untuk dengan mudah menghunus pedang ketika berpapasan dengan musuh potensial.
Ketika era kolonialisme mencapai puncaknya, Kekaisaran Inggris membawa sistem mengemudi mereka ke berbagai koloni. Inilah mengapa banyak bekas jajahan Inggris, seperti India, Malaysia, dan Singapura, masih menggunakan sistem setir kanan hingga hari ini. Indonesia, meskipun bukan bekas koloni Inggris, mengadopsi sistem ini karena pengaruh Belanda yang pada masa itu mengikuti standar Inggris.
Menariknya, Napoleon Bonaparte memiliki peran penting dalam membentuk peta global penggunaan setir. Ia memaksa negara-negara yang ditaklukkannya untuk mengemudi di sisi kanan jalan, yang menjelaskan mengapa sebagian besar Eropa kontinental menggunakan sistem setir kiri. Amerika Serikat, dalam upayanya memisahkan diri dari pengaruh Inggris, juga memilih untuk mengadopsi sistem Napoleon.
Di Indonesia, penggunaan setir kanan telah menjadi standar sejak era kolonial. Sistem ini terbukti efektif dan aman untuk kondisi lalu lintas di negara kita, serta memudahkan integrasi dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang juga menggunakan sistem serupa.
Saat ini, sekitar 35 persen populasi dunia mengemudi di sisi kiri jalan dengan setir kanan. Selain Indonesia, negara-negara seperti Jepang, Thailand, Australia, dan Selandia Baru konsisten menggunakan sistem ini.
Menariknya, beberapa negara seperti Swedia pernah beralih dari setir kanan ke setir kiri pada tahun 1967, menunjukkan bahwa perubahan sistem mengemudi, meskipun rumit, bukan hal yang mustahil.
Perbedaan posisi setir ini menjadi bukti bagaimana sejarah, politik, dan budaya dapat membentuk aspek-aspek praktis dalam kehidupan sehari-hari kita. Meskipun tampak membingungkan, keberagaman ini mencerminkan kekayaan sejarah dan keunikan masing-masing negara dalam mengembangkan sistem transportasinya.
Baca Juga: Sejarah Stadion GBK: Awalnya Bukan Senayan yang Dipilih Soekarno
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Mobil Honda Andalan Keluarga Muda yang Irit dan Kabin Lega, Cek Harga Bekasnya
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas selain Brio yang Cocok untuk Anak Kuliahan, Mulai 50 Jutaan
-
5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
-
Nissan Siapkan Mobil Keluarga 7 Seater Ekuivalen Calya dan Sigra, Pakai Mesin Magnite?
-
3 Destinasi Tersembunyi di Dekat Solo yang Masih Asri: Spot Idola untuk Touring
-
Makin Digandrungi Anak Touring, Ini 3 Destinasi Wisata Ekonomis di Salatiga
-
Bukan Cuma Kota Pensiunan, Intip 3 Destinasi Wisata Purwokerto yang Cocok untuk Touring
-
Mau Buka Usaha 2026? Ini Harga Motor Roda Tiga Bekas Viar Karya
-
7 Destinasi Wisata Purwokerto yang Ramah Pengguna Mobil: Mudah Diakses, Parkir Mudah!
-
Mengenal SWDKLLJ di STNK: Fungsi dan Besaran Biaya