Suara.com - Honda Motor Co., Ltd. resmi mencaplok saham Nissan Motor Co., Ltd. dan memutuskan untuk merger dalam satu perusahaan induk baru.
Dalam nota kesepahaman (MoU) yang dibuat oleh kedua perusahaan pada 1 Agustus 2024, sekaligus dimulainya kemitraan strategis fokus pada kecerdasan buatan dan kendaraan elektrifikasi.
Nota kesepahaman antara Nissan dan Honda yang diumumkan hari ini Senin (23/12) agar kedua perusahaan lebih kompetitif memberikan produk dan teknologi bagi pelanggan di seluruh dunia dari lini model ICE, HEV, PHEV, dan EV.
"Hari ini menandai momen penting saat kami memulai diskusi tentang integrasi bisnis yang berpotensi membentuk masa depan kami. Jika terwujud, saya yakin bahwa dengan menyatukan kekuatan kedua perusahaan, kami dapat memberikan nilai yang tak tertandingi kepada pelanggan di seluruh dunia," kata Direktur, Presiden, CEO, dan Representative Executive Officer Nissan Makoto Uchida dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (24/12/2024).
Nissan dan Honda berkomitmen untuk menjadi perusahaan mobilitas global dengan pendapatan penjualan melebihi 30 triliun yen dan laba operasi lebih dari 3 triliun yen.
Perusahaan induk Honda dan Nissan dijadwalkan akan terdaftar di Bursa Efek Tokyo pada Agustus 2026.
Nissan Terancam Bangkrut
Nissan dilaporkan tengah dilanda krisis keuangan. Bahkan terancam bangkrut imbas merosotnya penjualan dalam beberapa tahun terakhir.
Melansir Daily Mail, mobil listrik murah dari China dituding jadi biang kerok masalah ini.
Nissan yang mempekerjakan 7.000 orang di Inggris dan 17.000 orang di AS telah memulai program pemotongan biaya besar-besaran imbas kerugian besar yang diderita.
Baca Juga: Honda Alihkan Pabrik Mesin Pembakaran Internal untuk Produksi Mesin Fuel-Cell
Bulan lalu, Nissan menyatakan akan memangkas 9.000 pekerjaan dan 20 persen dari kapasitas produksi globalnya. Ini sebagai upaya mengurangi biaya $2,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun fiskal 2024, di tengah merosotnya penjualan di dua pasar terbesar mereka, yaitu China dan AS.
Perusahaan yang berpusat di Yokohomo itu berjanji pada Maret untuk memangkas biaya pembuatan kendaraan listrik sebesar 30 persen. Hal ini sebagai upaya melawan model-model murah yang telah melonjak dari China. Merek-merek China, seperti BYD, Chery, Geely, dan SAIC Motor telah menikmati lonjakan penjualan, demikian dilaporkan Telegaph.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
2 Mobil Listrik yang Cocok untuk Perjalanan Bisnis Jarak Dekat, Pilih Kecil Gesit atau Muatan Besar?
-
KUIS: Seberapa 'Anak Mobil' Kamu?
-
Beda Pajak Motor Listrik vs Motor Bensin Biasa, Lebih Murah yang Mana?
-
7 Rekomendasi Mobil Keluarga 3 Baris Rp70 Jutaan: Irit, Kabin Lega, dan Hemat Perawatan
-
One3 Motoshop Hadirkan Brand Asal Jepang Active dan Galespeed di IMHAX 2025
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 5 Seater Harga Rp100 Jutaan: Barang Buruan Keluarga Muda
-
5 Mobil Diesel Paling Irit Tahun 2025: Panther Masih Layak di Nomor Satu?
-
Pilihan Mobil Bekas Pintu Geser Harga di Bawah Rp 100 Juta
-
SW-Motech Debut di Indonesia Lewat Gelaran IMHAX 2025