Suara.com - Di tengah gemuruh industri otomotif global, sebuah kisah menarik tengah bergulir di negeri sakura. Nissan, sang raksasa otomotif yang tengah goyah, masih menyimpan asa untuk menjalin hubungan dengan Honda, meski lamaran merger sebelumnya telah ditolak.
Bagaikan kisah romansa yang belum menemui titik temu, Nissan tetap membuka pintu hatinya untuk menerima investasi dari Honda seperti dilansir dari Carscoops.
Namun, plot cerita ini semakin rumit dengan hadirnya "pelamar" baru - Foxconn dari Taiwan, yang diam-diam mengintai dari kejauhan.
Mengapa Nissan begitu gigih mencari pendamping? Jawabannya terletak pada kondisi keuangan yang kian memprihatinkan. Proyeksi kerugian bersih sebesar Rp8,75 triliun untuk tahun fiskal mendatang menjadi cambuk yang memaksa Nissan untuk segera mencari solusi.
Angka ini sungguh kontras dengan harapan manis keuntungan Rp40,8 triliun yang sempat dicanangkan.
Di balik layar, drama kepemimpinan pun turut mewarnai. Makoto Uchida, sang CEO yang telah memimpin sejak 2019, menunjukkan sikap ksatria dengan menyatakan siap mundur jika memang itu yang terbaik untuk masa depan Nissan.
Jeremy Papin, sang CFO, kini muncul sebagai kandidat kuat untuk mengambil tongkat estafet kepemimpinan dan memulai babak baru dalam negosiasi dengan Honda.
Foxconn, si pendatang dari Taiwan, justru menjadi katalis yang mendorong otoritas Jepang untuk lebih mendekatkan Nissan dengan Honda.
Kekhawatiran akan jatuhnya Nissan ke tangan asing membuat pemerintah Jepang lebih memilih "perjodohan" sesama perusahaan domestik.
Baca Juga: Harga Setara Pajero Sport, Mobil Listrik Honda S7 Punya Jarak Tempuh 650 Km
Uchida sendiri mengakui dengan jujur bahwa berjalan sendiri di era ini bukanlah pilihan bijak. Persaingan global yang semakin ketat memaksa Nissan untuk memilih: tetap mempertahankan kemerdekaan dengan risiko tertinggal, atau menerima "pinangan" Honda dengan segala konsekuensinya.
Industri otomotif modern memang tak lagi sesederhana dulu. Kolaborasi dan konsolidasi telah menjadi kunci survival di tengah persaingan yang kian brutal.
Keputusan Nissan ke depan bukan hanya akan menentukan nasib perusahaan, tetapi juga dapat mengubah wajah industri otomotif Jepang secara keseluruhan.
Kini, dunia menanti dengan penuh antisipasi: akankah Nissan dan Honda akhirnya bersatu? Atau akankah muncul twist mengejutkan dalam drama industri otomotif ini? Yang pasti, kisah ini masih jauh dari kata tamat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Isuzu Resmikan Dealer Kendari, Sasar Bisnis Tambang dan Perkebunan
-
Pajero Sport vs Fortuner: Perang Gengsi Tak Kunjung Usai, Pilih Nyaman atau Gahar?
-
Terpopuler: KPK Sita Mobil Rubicon Korupsi Ponorogo, Tantri Kotak Beli SUV Gahar
-
Siap Obrak-abrik Pasar, Triumph Mau Racik Motor Murah Under 350cc
-
Daihatsu Stabil di Urutan 2 Pasar Mobil Indonesia, Dominan di Pasar Commercial Low dan LCGC
-
5 Motor Listrik Terbaik 2025, Tampilan Keren dan Harganya Udah Murah dari Pabrik
-
Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
-
Berapa Harga Suzuki XL7 Bekas? Begini Perbandingannya dengan Kompetitor
-
5 Motor Listrik yang Bisa Bawa Galon, Rangka Kuat dan Torsi Tinggi
-
5 Rekomendasi Motor Cruiser Pajak Murah dan Irit BBM yang Gagah