ECU (Engine Control Unit): "Otak" mobil ini sangat rentan. Biaya perbaikan atau penggantian ECU bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Wiring Harness Getas: Seiring usia, pembungkus kabel bisa menjadi rapuh, memicu risiko korsleting yang sulit dilacak letaknya.
Potensi Overheat: Pada mobil berusia di atas 10 tahun, sistem pendingin yang tidak prima bisa menyebabkan overheat, yang berisiko fatal merusak komponen kelistrikan dan mesin.
3. Transmisi Mekatronik, Si Canggih yang Manja
Transmisi otomatis pada mobil Eropa, terutama yang sudah mengadopsi teknologi dual-clutch (DSG) atau sistem mekatronik, menawarkan perpindahan gigi yang halus dan cepat. Namun, perawatannya tidak bisa dianggap remeh.
Gejala Khas: Waspadai gejala perpindahan gigi yang kasar atau 'jedug', getaran saat mobil berjalan pelan, atau transmisi yang tiba-tiba masuk ke mode aman (limp mode).
Unit Mekatronik: Komponen ini adalah gabungan rumit antara mekanis, hidrolik, dan elektronik. Jika rusak, perbaikannya sangat mahal dan seringkali opsinya adalah ganti satu unit utuh.
Oli Transmisi: Wajib menggunakan oli dengan spesifikasi khusus dan diganti secara rutin. Lalai sedikit saja bisa berakibat fatal pada kesehatan transmisi.
4. Sistem Pendingin yang 'Tak Akrab' dengan Iklim Tropis
Baca Juga: Cuma Modal Rp 100 Jutaan, 9 Mobil Bekas Keren Ini Bisa Jadi Milikmu
Mesin mobil Eropa dirancang presisi dan sangat sensitif terhadap suhu. Sayangnya, beberapa material pada sistem pendinginnya seringkali kurang tahan banting menghadapi panasnya iklim Indonesia.
Material Plastik: Pipa radiator, tabung reservoir, dan thermostat housing seringkali terbuat dari plastik yang mudah getas, retak, atau rapuh seiring waktu dan paparan panas.
Water Pump & Thermostat: Dua komponen vital ini punya usia pakai. Jika gagal berfungsi, mesin akan overheat dalam sekejap.
Radiator: Desainnya yang memiliki banyak kisi-kisi sempit membuatnya rentan tersumbat jika tidak dirawat dengan cairan pendingin berkualitas.
5. Biaya Servis dan Suku Cadang yang Bikin 'Insecure'
Ini adalah kesimpulan dari semua masalah di atas: semuanya berujung pada biaya. Harga beli mobilnya mungkin sudah murah, tapi biaya "memeliharanya" adalah cerita yang berbeda.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
SKF Indonesia Tawarkan Pilihan Bearing dan CVT Belt untuk Motor Harian di IMOS 2025
-
Sule Dapat Slip Merah saat Ditilang Dishub, Apa Artinya dan Berapa Dendanya?
-
Diam-Diam Beli Yamaha Mio M3 untuk Antar Anak Sekolah, Konsumen Asal Poso Malah Jadi Milarder
-
Berkaca dari Kasus yang Dialami Sule, Apakah Dishub Bisa Menilang Pengendara?
-
Rocky Gerung Semprot Sirene "Tot Tot Wuk Wuk", tapi Puji Aksi Polisi Setinggi Langit?
-
SEVA Berikan Tips dan Trik Beli Mobil Baru di GIIAS Semarang 2025
-
Ducati Panigale V4 R 2026 Nggak Ada Lawan, Spek MotoGP Bisa Digeber di Jalanan!
-
Terpopuler: Mobil Anti Boros dari Toyota, Kawasaki Bikin Mesin Pesawat
-
Innova Reborn Masih Dipasarkan Meski Ada Innova Zenix, Konsumen Masih Buru Model Ladder Frame Toyota
-
Motor Listrik Yamaha Fokus untuk Transportasi Online Uji Sistem Baterai Tukar