Suara.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan International Labour Organization (ILO) hari ini, Minggu 14 Agustus 2016, meluncurkan Penghargaan Liputan Jurnalistik Terbaik untuk Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT) dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. Lomba jurnalistik untuk mendorong perlindungan PRT ini terbuka untuk jurnalis se-Indonesia dari semua jenis media massa dengan hadiah total Rp 48 juta.
Kepala Penasihat Teknis Proyek Kerja Layak untuk Pekerja Rumah Tangga ILO Arum Ratnawati mengatakan kendati PRT berperan penting dalam kehidupan masyarakat dan keluarga, mereka belum diakui sebagai pekerja. Mereka masih menghadapi kondisi kerja yang tidak semestinya, seperti jam kerja yang panjang, upah rendah, tanpa hari libur serta rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan.
"Pengakuan PRT sebagai pekerja dan penghapusan PRT anak sejalan dengan Konvensi ILO Nomor 189 mengenai Pekerjaan Layak untuk PRT. Media massa sangat berperan dalam menyuarakan dan mengadvokasi masalah ini guna memastikan pekerjaan layak untuk semua orang, termasuk PRT," kata Arum dalam siaran persa, Minggu (14/8/2016).
Jumlah PRT di Indonesia hampir setara dengan separuh dari jumlah seluruh pegawai negeri sipil (PNS). Analisis data Survei Angkata Kerja Nasional (Sakernas) dan Survei Soal Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012 yang dilakukan oleh ILO Jakarta menunjukkan terdapat sekitar 2,6 juta jiwa yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Indonesia. Analisis data Sakernas 2012 menunjukkan sekitar 110 ribu anak berusia 15- 17 tahun bekerja sebagai PRT. Para PRT mayoritas perempuan dan berasal dari keluarga miskin.
Masalahnya, sampai saat ini pemerintah Indonesia belum meratifikasi Konvensi ILO No. 189 tentang Kerja Layak bagi PRT yang memberikan standar pekerjaan yang layak untuk pekerjaan di sektor domestik ini. Pekerjaan PRT tidak dijamin oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan dan sampai detik ini belum diterbitkan undang-undang yang melindungi PRT.
Ketua AJI Jakarta Ahmad Nurhasim mengatakan salah satu elemen penting jurnalisme adalah memberikan kesempatan bersuara kepada pihak yang tidak mampu bersuara (giving voice to the voiceless). Karena itu, kata dia, penghargaan ini penting untuk mendorong peliputan jurnalistik yang lebih berkualitas dalam isu PRT dan menunjukkan contoh karya yang berpihak kepada PRT. “Karya yang dilombakan adalah kekuatan konten, apapun bentuk media massanya boleh ikut,” kata Nurhasim
Karya yang dilombakan diklasifikasikan berdasarkan kategori feature, liputan mendalam, berita investigasi, dan foto bercerita. Untuk bisa mengikuti lomba itu, jurnalis perlu mengirimkan hasil peliputan yang menaati kode etik jurnalistik. Selain itu karya diterbitkan dalam kurun 1 Juni 2015 sampai 30 September 2016. Karya dibuat perseorangan atau tim yang mengulas permasalahan perlindungan PRT dan mendorong perlindungan PRT. Karya-karya itu diharapkan mempunyai dampak bagi kebijakan perlindungan PRT.
Karya yang dilombakan akan dinilai oleh juri berpengalaman yakni Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Endy Bayuni, Redaktur Eksekutif Tempo.co Burhan Sholihin, dan Pemimpin Redaksi SCTV Mohamad Teguh. Penghargaan ini akan memberikan hadiah kepada 6 karya terbaik dengan total hadiah Rp 48 juta.
Tenggat pengumpulan karya adalah 30 September 2016. Sementara pegumuman pemenang dilakukan akhir Oktober 2016. Pengumpulan karya bisa dilakukan lewat email ajijak@cbn.net.id atau mengirimkan langsung ke Sekretariat AJI Jakarta di Jl. Kalibata Timur IVG No.10 Kalibata, Jakarta Selatan 12740 Telp./Faks. (021) 798 4105.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Mengenal Inovasi dan Manfaat Lelang bagi Perekonomian Nasional
-
Rakhano Rilis "Sempat Tak Sempat", Lagu Galau yang Bikin Susah Move On
-
Paramount Land Gelar Pesta Rakyat 'Sinergi dalam Satu Harmoni'
-
Edukasi dan Promosi Kelestarian Hutan, FSC Forest Week di Indonesia Resmi Diluncurkan
-
Pastry Chef Audrey Tampi Gelar Demo Masak Eksklusif di Jakarta
-
Custom Desain Cincin Pernikahan Jadi Tren, Buat Cinta Makin Jadi Lebih Bermakna
-
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan Tingkatkan Nasionalisme dan Eratkan Kebersamaan antar Karyawan
-
Rayakan HUT RI, Pergikuliner Festival Ruang Rasa Hadirkan Ragam Kuliner Indonesia di Central Park
-
Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Lebih dari 6000 Siswa dengan Berbagi Es Krim Gratis di Seluruh Indonesia
-
Terinspirasi HUT RI di IKN, The House of Arwuda Luncurkan Parfum Independence