Suara.com - Menghasilkan pendapatan tambahan bagi mahasiswa maupun pekerja bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah penjualan langsung. Benar bisa menghasilkan duit?
Berdasarkan data dari Grand View Research mencatat bahwa nilai bisnis penjualan langsung terus bertambah, dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 6,1 persen antara tahun 2022 hingga 2028. Menurut Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), pasar Asia Pasifik, termasuk Indonesia, mendominasi industri ini dengan pangsa pasar sebesar 44,47 persen pada tahun 2022. Permintaan tinggi terhadap produk kesehatan dan kosmetik, kenaikan pendapatan, dan minat generasi muda terhadap peluang karier tambahan menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Sementara itu mengutip laman Small Business Trends, penjualan langsung menjadi elemen penting dalam membangun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Model penjualan langsung mungkinkan penjual untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan, memberikan kesempatan untuk menjelaskan produk dengan lebih rinci dan menjawab pertanyaan.
Tak hanya itu, penjualan langsung dapat dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk pesta rumah, pameran dagang, atau penjualan online.
Dalam keterangan yang diterima Suara.com, Faisal Solichin, Member Independen Herbalife di Indonesia, menyoroti peluang besar di industri ini, didorong oleh populasi Indonesia yang mencapai 278 juta orang yang semakin memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan.
Namun, keberhasilan di industri ini tidak lepas dari aturan dan regulasi. Peraturan Menteri Perdagangan No. 70 tahun 2019 mengatur distribusi langsung barang, memastikan bahwa produk penjualan langsung dijual melalui skema bertingkat.
Ina Rachman, Sekretaris Jenderal APLI, menegaskan pentingnya aturan ini dalam melindungi konsumen dan memastikan kualitas produk. Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan industri, APLI aktif berdialog dengan pemerintah untuk memajukan industri penjualan langsung dengan mematuhi regulasi yang berlaku.
Uus Mulyaharja, Pengawas Kode Etik APLI, menekankan bahwa kepatuhan terhadap kode etik perusahaan adalah kunci, dengan perusahaan memiliki kewajiban menegur dan memberikan sanksi terhadap pelanggaran kode etik oleh anggotanya. Industri penjualan langsung bukan hanya bertahan, tetapi juga beradaptasi dengan digitalisasi untuk menjaga daya saingnya.
Baca Juga: Tanggapan Ustaz Solmed saat Bisnis Rokoknya Disentil Atta Halilintar: Emang Itu Boleh?
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Mengenal Inovasi dan Manfaat Lelang bagi Perekonomian Nasional
-
Rakhano Rilis "Sempat Tak Sempat", Lagu Galau yang Bikin Susah Move On
-
Paramount Land Gelar Pesta Rakyat 'Sinergi dalam Satu Harmoni'
-
Edukasi dan Promosi Kelestarian Hutan, FSC Forest Week di Indonesia Resmi Diluncurkan
-
Pastry Chef Audrey Tampi Gelar Demo Masak Eksklusif di Jakarta
-
Custom Desain Cincin Pernikahan Jadi Tren, Buat Cinta Makin Jadi Lebih Bermakna
-
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan Tingkatkan Nasionalisme dan Eratkan Kebersamaan antar Karyawan
-
Rayakan HUT RI, Pergikuliner Festival Ruang Rasa Hadirkan Ragam Kuliner Indonesia di Central Park
-
Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Lebih dari 6000 Siswa dengan Berbagi Es Krim Gratis di Seluruh Indonesia
-
Terinspirasi HUT RI di IKN, The House of Arwuda Luncurkan Parfum Independence