Suara.com - Bersama badut berkostum bayi, Aktivis Act For Farmed Animals (AFFA) turun ke jalan di luar kantor Kewpie pada Jumat (12/7). Aksi tersebut untuk mendesak Kewpie, perusahaan mayones Jepang serta konsumen telur terbesar kedua di pasarnya, untuk menerapkan kebijakan global telur bebas sangkar, di seluruh wilayah operasinya, termasuk di Indonesia. Kampanye ini merupakan bagian dari kampanye global yang dilakukan oleh Open Wing Alliance, koalisi yang terdiri lebih dari 95 organisasi di 70 negara di seluruh dunia yang melakukan kampanye untuk mengubah praktik paling kejam dalam industri telur.
“Kewpie belum memiliki komitmen global untuk mengubah rantai pasok telurnya dari kandang sangkar, termasuk juga di Indonesia, padahal mereka sudah mulai beralih dari praktik kejam ini di beberapa bagian Amerika dan Eropa. Berarti, Kewpie punya standar ganda, terhadap konsumen,” ungkap Elfha Shavira, Manajer Kampanye AFFA, koalisi organisasi perlindungan hewan—Animal Friends Jogja dan LSM internasional Sinergia Animal.
Selama aksi, beberapa aktivis menggelar spanduk, poster, membagikan brosur, dan satu orang mengenakan kostum “bayi” serta bando dengan tanduk untuk menunjukkan Kewpie yang selama ini diam terhadap permintaan organisasi-organisasi perlindungan hewan lebih dari 5 tahun meminta Kewpie berkomitmen bebas sangkar secara global. Para aktivis juga memainkan suara ayam yang berteriak sebagai musik latar di sekitar kantor Kewpie, yang menggambarkan kondisi ayam dalam sangkar, di ruang yang sempit dan terbatas, tidak dapat berjalan dengan bebas, atau melebarkan sayap –perilaku penting untuk kesejahteraan mereka.
“Sistem sangkar, dianggap sebagai salah satu sistem paling kejam terhadap hewan, dan telah dilarang di banyak negara di seluruh dunia. Lebih dari 4.000 perusahaan telah memiliki berkomitmen untuk mengubah rantai pasok mereka, ke 100% telur bebas sangkar. Kami mendesak Kewpie untuk mengambil langkah penting ini”, jelas Elfha.
Kandang sangkar dan permasalahan kesehatan masyarakat
Pada tahun 2022, diperkirakan 370 juta ayam untuk telur di Indonesia dikurung dalam sistem sangkar konvensional. Menurut AFFA, sistem sangkar dipertanyakan karena risiko kesehatan masyarakat. Sebuah studi dari Otoritas Keamanan Pangan Eropa menemukan prevalensi Salmonella yang lebih tinggi pada sistem sangkar dibandingkan dengan sistem bebas sangkar. Salmonella merupakan penyebab utama penyakit bawaan makanan, yang menunjukkan bahwa sistem kurungan tidak hanya menimbulkan kekejaman pada hewan namun juga meningkatkan risiko kontaminasi bakteri, dan ancaman signifikan terhadap keselamatan konsumen dan keamanan pangan.
“Sebagai perusahaan besar yang berkomitmen terhadap kesehatan masyarakat sebagaimana tercantum dalam visi mereka, Kewpie seharusnya memprioritaskan kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat dengan mengadopsi kebijakan bebas sangkar,” ungkap Elfha. “Permintaan kami tidak hanya selaras dengan salah satu tren pasar saat ini; hal ini juga sejalan dengan kebutuhan pasca pandemi dengan kesadaran konsumen dalam memilih merek yang memiliki dampak sosial positif dan mempertimbangkan kesejahteraan hewan,” tambahnya.
Riset mengenai persepsi konsumen global menunjukkan kekhawatiran yang meluas terhadap kualitas dan standar produk makanan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan ayam selama produksi telur sangat penting bagi konsumen, dan mereka ingin memastikan bahwa ayam tidak menderita dalam proses tersebut. Saat ini lebih dari 500 perusahaan makanan global, termasuk 50 di Asia, telah berkomitmen terhadap kebijakan bebas sangkar. Saat ini petisi global ke Kewpie telah menerima lebih dari 40.000 tanda tangan dukungan konsumen di seluruh dunia.
Baca Juga: Nur Rizka Herlita dan Nur Rizky Herlisa: Sosok Inspiratif di Balik Brand Skincare Lucienne
Berita Terkait
-
Jejak Bisnis Rieta Amilia Mertua Raffi Ahmad, dari Rumah Produksi FTV sampai Rilis Skincare
-
TikTok Berencana Mau Buka Layanan Online Travel Agent di Indonesia, Mau Caplok Traveloka atau Tiket.com?
-
Bongkar Bisnis Tambang Ilegal di Kukar IKN, Deolipa Yumara: Bikin Kacau Negara!
-
Akselarasi Sertifikasi Halal, PNM Gandeng MES Kembangkan Kapasitas Usaha Nasabah Mekaar
-
Tips Memilih Laptop untuk Pebisnis, Pilih yang Ngebut!
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Mengenal Inovasi dan Manfaat Lelang bagi Perekonomian Nasional
-
Rakhano Rilis "Sempat Tak Sempat", Lagu Galau yang Bikin Susah Move On
-
Paramount Land Gelar Pesta Rakyat 'Sinergi dalam Satu Harmoni'
-
Edukasi dan Promosi Kelestarian Hutan, FSC Forest Week di Indonesia Resmi Diluncurkan
-
Pastry Chef Audrey Tampi Gelar Demo Masak Eksklusif di Jakarta
-
Custom Desain Cincin Pernikahan Jadi Tren, Buat Cinta Makin Jadi Lebih Bermakna
-
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan Tingkatkan Nasionalisme dan Eratkan Kebersamaan antar Karyawan
-
Rayakan HUT RI, Pergikuliner Festival Ruang Rasa Hadirkan Ragam Kuliner Indonesia di Central Park
-
Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Lebih dari 6000 Siswa dengan Berbagi Es Krim Gratis di Seluruh Indonesia
-
Terinspirasi HUT RI di IKN, The House of Arwuda Luncurkan Parfum Independence