Suara.com - Gaya balapan Marc Marquez yang super agresif nan urakan di MotoGP Argentina beberapa waktu lalu masih jadi perbincangan hangat hingga kini. Menurut legenda kelas 500c, Kevin Schwantz, rider Repsol Honda berjuluk The Baby Alien tersebut memang sudah 'gila' sejak dulu, yakni sejak masih turun di Moto2.
Seperti diketahui, aksi liar Marquez di Autodromo Termas de Rio Hondo membuatnya dihujani penalti dan merugikan sederet rider lain, termasuk rival bebuyutannya, pembalap gaek Movistar Yamaha Valentino Rossi.
Dalam insiden dengan Rossi, Marquez berusaha meng-overtake The Doctor meski celahnya sangat sempit dan nama terakhir sejatinya berada di racing line. Keduanya lantas bersenggolan dan Rossi pun terjatuh, sementara Marquez tetap ngacir.
Marquez lantas dijatuhi hukuman mundur 30 detik di akhir balap, di mana ia dinyatakan finis di posisi 18 meski memasuki garis finis di posisi lima.
Namun menurut Schwantz, hukuman tersebut terlalu ringan. Juara dunia premier class musim 1993 itu meyakini seharusnya gaya balap agresif Marquez sudah ditindak Race Direction ataupun Dorna Sports sejak pembalap Spanyol tersebut masih turun di Moto2 beberapa tahun lalu.
"Orang bilang Vale (Rossi) marah karena Marc (Marquez) mengalahkannya. Tidak! Marah karena dikalahkan sangat berbeda dengan marah saat seseorang menabrak Anda. Jika Anda tahu Anda lebih cepat dari semua orang, maka carilah cara untuk menyalip dengan bersih. Cari cara agar tak menabrak pembalap lain. Saya pikir Marc memang sudah 'gila' sejak dulu, sejak masih di Moto2," ketus Schwantz kepada Motosport.
"Dalam kedua insiden (dengan Aleix Espargaro dan Rossi) di Argentina, Marc tak peduli konsekuensinya. Dorna atau Race Direction juga salah! Mengapa mereka tak melakukan sesuatu sebelumnya, bahkan saat Marc sudah berkendara seperti itu di Moto2? Ia harus berhenti membuat situasi sulit dan membahayakan pembalap lain. Jika terus begitu, ia harus tahu ia bakal dapat hukuman berat," urai legenda Tim Suzuki tersebut.
Berita Terkait
-
Kembali ke Mandalika, Jorge Lorenzo Bicara Tentang Kecepatan, Strategi, dan Hidup Setelah MotoGP
-
2 Alasan Veda Ega Pratama Jadi Ancaman Serius di Moto3 2026, Mantan Pembalap MotoGP Bilang Begini
-
Dua Putra Bangsa, Satu Asa: Veda Ega Pratama dan Mario Aji Resmi Gaspol di MotoGP 2026
-
Pebalap Indonesia Veda Ega Pratama Promosi ke Moto3 2026!
-
Silly Season 2026: Ke Mana Fabio Quartararo Akan Berlabuh?
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Desentralisasi Pembinaan: PBSI Luncurkan Pelatnas Wilayah
-
Kembali ke Mandalika, Jorge Lorenzo Bicara Tentang Kecepatan, Strategi, dan Hidup Setelah MotoGP
-
Korea Masters 2025: Tiga Ganda Putri Indonesia Langsung Tersingkir
-
Debut Manis Novak Djokovic di Athena, Alejandro Tabilo Tak Berkutik
-
Jakarta Bersiap untuk Capital Market Run 2025, 3.500 Pelari akan Turun ke Jalan
-
Terungkap Alasan Anthony Ginting Absen di Korea Masters 2025
-
Anthony Ginting Absen, Inilah Daftar Wakil Indonesia di Korea Masters 2025
-
Bagian Penting Tim, Pelita Jaya Jakarta Perpanjang Kontrak Vincent Kosasih
-
Rombak Besar-besaran, Tangerang Hawks Basketball Lepas Habib Titoaji
-
Tumbang di Final Hylo Open 2025, Putri KW Ambil Pelajaran dari Mia Blichfeldt