Suara.com - Api abadi atau eternal flame menjadi simbol penting sebuah pesta olahraga. Nilainya begitu tinggi, lambang semangat kesungguhan dalam menjunjung sportivitas. Rujukannya adalah pergelaran olahraga tertinggi dunia, Olimpiade, dengan pengambilan api langsung ke sumber api abadi di Olympia, Yunani.
Untuk Asian Games 2018, api abadi berasal New Delhi, India, sebagai negara pertama penyelenggara Asian Games pada 1951. Ditambah api abadi Indonesia, yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Kedua api akan dibawa menuju lokasi penyelenggaraan, lewat kirab obor atau Torch Relay Asian Games 2018.
Saat ini, api abadi yang berasal dari India telah mendarat mulus di Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta, pada Selasa (17/07/2018) pagi waktu setempat. Kedatangannya dikawal oleh lima pesawat tempur T-50 Golden Eagle milik TNI AU.
Terusik sebuah pertanyaan: Bagaimana api bisa tetap menyala dalam pesawat?
Ternyata, pihak panitia pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) yang bekerjasama dengan TNI Angkatan Udara (AU) menggunakan lentera khusus berkemampuan menjaga api tetap menyala selama 10 jam non-stop.
"Api ini dibawa dengan lentera khusus, bisa menyala dengan gas dan sekali isi bisa tahan 10 jam," jelas Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna di Museum Dirgantara, Yogyakarta, Selasa (17/07/2018).
Menurut Yuyu Sutisna, memang ada sedikit kendala terkait penjemputan api Asian Games. Namun setelah melakukan negosiasi dengan pihak Bandar Udara New Delhi, India, izin membawa api akhirnya dikeluarkan. Di sinilah keunikannya.
"Di pesawat jangankan api, merokok saja tidak diizinkan. Namun kami sudah meminta izin kepada otoritas yang berwenang di sana. Walau membutuhkan waktu, akhirnya api itu bisa dibawa ke Tanah Air," kata Yuyu Sutisna.
"Jadi, api ini menyala terus-menerus dan dijamin asli dari New Delhi, India," imbuhnya.
Baca Juga: Remaja Putus Sekolah Jadi Otak Teror Warung Makan di Makassar
Sementara itu, menurut legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti yang menjadi pembawa api abadi India ini mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja keras demi bisa membawa dan menjaga api tetap hidup dan selamat sampai Tanah air.
"Saya ikut mengawasi dan mengawal apinya dibantu oleh tim dari TNI AU, Kepolisian, jadi tim ini betul-betul komplet untuk mendampingi api," ujar Susy Susanti.
"Ini api memang sangat berharga, betul-betul dijaga jangan sampai mati dan terjadi apa-apa," tambahnya kemudian.
Pengambilan api dari New Delhi, India ini meneruskan tradisi Asian Games Incheon 2014. Sejak empat tahun lalu, obor Asian Games dinyalakan di lokasi pertama kali Asian Games digelar pada 1951, yakni Stadion Nasional Dhyan Chand, India.
Semoga keberadaan api abadi ini, dengan nilainya begitu tinggi, lambang semangat kesungguhan dalam menjunjung sportivitas, menjadikan Asian Games 2018 penuh makna.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Domino Bisa Naik Kelas Jadi Olahraga Prestasi Lewat IDoT 2025
-
Rivan Nurmulki dan Fahreza Rakha Berpeluang Raih Quatrick Emas Medali SEA Games
-
Dihajar Wakil Thailand, Zaki Ubaidillah Akui Butuh Banyak Belajar Demi Konsisten di Level Tinggi
-
Kumamoto Masters 2025: Gregoria Melaju ke Perempat Final, Tiga Wakil Indonesia Gugur
-
Daftar Pemain Timnas Voli Indonesia di SEA Games 2025: Ada Rivan Nurmulki, Farhan Halim Absen
-
Legenda Basket Tony Parker Turun Tangan, Latih Prancis di Piala Dunia FIBA U-17 2026
-
Tinggi 2,33 Meter, Olivier Rioux Catat Rekor sebagai Pebasket Tertinggi dalam Sejarah NCAA
-
Zhang Ziyu Cetak Sejarah, Pebasket Putri China Pertama yang Lakukan 'Dunk'
-
Belanda Lagi, Erick Thohir Jalin Kerja Sama untuk Bangun Pemuda dan Olahraga
-
Eks Pelatih CLS Knights Kembali ke Indonesia, Latih RANS Simba Bogor