Suara.com - Langkah 'radikal' dibuat tim balap papan atas Formula 1 (F1), Ferrari. Pada Selasa (11/9/2018) lalu, Ferrari mengumumkan Charles Leclerc sebagai tandem dari pebalap utama mereka, Sebastian Vettel, di kancah F1 2019.
Banyak yang menilai Ferrari terlalu berani mengambil keputusan tersebut dan berisiko tinggi dengan merekrut Leclerc.
Pasalnya, pebalap kelahiran Monako, 16 Oktober 1997, itu masih sangat minim pengalaman. Tahun ini merupakan penampilan perdananya di ajang jet darat ini.
Baca Juga: Esteban Ocon, Dahulu Depak Rio Haryanto, Kini Bernasib Serupa
Namun, Ferrari tetap tak bergeming. Mereka tetap optimistis dengan keputusan yang telah dibuat dengan merekrut pebalap muda seperti Leclerc.
Charles Leclerc menggeser posisi juara dunia F1 2007 Kimi Raikkonen yang kembali ke tim lamanya, Sauber, dan mengikat kontrak selama dua tahun.
Dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya, Leclerc menuliskan rasa suka citanya dipercaya membawa mobil tim sebesar Ferrari.
"Impian yang menjadi nyata...Saya akan mengendarai @scuderiaferrari di Kejuaraan Dunia Formula 1 2019. Saya akan selalu berterima kasih kepada @scuderiaferrari atas kesempatan yang diberikan," cuit Leclerc.
"Saya akan bekerja keras agar tidak mengecewakan. Tapi yang pertama, masih ada musim yang harus diselesaikan bersama tim yang luar biasa yang memberikan saya kesempatan bertarung dan menunjukkan potensi saya. Ayo @SauberF1Team," pungkasnya.
Berikut empat fakta menarik tentang Charles Leclerc yang kerap dijuluki "Harry Potter dari Monako", lantaran wajahnya yang mirip dengan pemeran film Harry Potter, Daniel Radcliffe, yang dirangkum Suara.com dari laman resmi F1.
1. Pebalap Ferrari Pertama dari Monako
Leclerc merupakan satu dari tiga pebalap kelahiran Monako yang mengikuti ajang F1. Louis Chiron menjadi pebalap pertama Monako yang terjun di arena jet darat ini.
Chiron yang wafat 22 Juni 1979 pada usia 1979, tercatat enam musim tampil di F1 (1950, 1951, 1953, 1955, 1956, dan 1958).
Prestasi terbaik Chiron di kancah F1 yakni finis ketiga pada balapan di rumahnya sendiri, Grand Prix (GP) Monako tahun 1950.
Baca Juga: Welcome Home ke Rumah Lama, Kimi Raikkonen !
Chiron yang kala itu memperkuat tim Officine Alfieri Maserati, finis di belakang Juan Manuel Fangio (Argentina/Alfa Romeo) dan Alberti Ascari (Italia/Ferrari).
Pada tahun 1994, Olivier Berreta mencoba mengikuti jejak Louis Chiron di kancah F1. Namun, dia hanya semusim tampil di ajang ini.
Itupun, Berreta yang memperkuat tim Tourtel Larrousse, tidak tampil semusim penuh. Dia hanya ikut sembilan kali start dari 10 seri yang diikutinya.
Sementara, Leclerc menjadi pebalap Monako pertama yang memperkuat Ferrari. Tentu ini jadi sejarah tersendiri bagi Monako dan Ferrari.
2. Pebalap Termuda Ferrari Sejak 1961
Saat tampil di balapan F1 GP Australia tahun depan, Leclerc akan menjadi pebalap termuda yang memperkuat Ferrari sejak terakhir dilakukan Ricardo Rodriguez.
Rodriguez masih menjadi pebalap termuda yang memperkuat Ferrari. Sejarah itu diukir pebalap asal Meksiko ini saat turun di balapan F1 GP Italia tahun 1961, di usia 19 tahun 208 hari.
Baca Juga: Tersingkir dari Jepang Open, Pelatih Akui Performa Jojo Menurun
Rekor itu tidak mampu dipecahkan Leclerc yang akan berusia 21 tahun saat mengemudikan mobil Ferrari pada balapan GP Australia 2019 mendatang.
Meski belum mampu memecahkan rekor Rodriguez, namun bagi Leclerc bisa memperkuat tim sebesar Ferrari sudah menjadi kebanggaan tersendiri.
3. Melanggar Tradisi Sejak Gilles Villeneuve
Keputusan Ferrari menggaet Leclerc tak ubahnya 'melanggar' tradisi. Biasanya, tim berlambang kuda jingkrak ini hanya menggaet pebalap yang punya segudang pengalaman dan gelar.
Sebastian Vettel misalnya, digaet Ferrari pada tahun 2015 berkat prestasinya yang menorehkan empat gelar juara dunia bersama Red Bull Racing (2010-2013).
Begitu pula dengan Kimi Raikkonen. Ferrari merekrut pebalap Finlandia ini pada tahun 2007 setelah menorehkan sembilan kemenangan bersama McLaren.
Baca Juga: The Minions Menang, 5 Ganda Putra Indonesia ke Babak Kedua
Leclerc sendiri merupakan rookie pada F1 tahun ini. Dari 14 seri yang telah berlangsung tahun ini, Leclerc belum sekalipun naik podium.
Prestasi terbaiknya hanyalah finis keenam pada F1 GP Azerbaijan di Sirkuit Baku, 29 April lalu.
Leclerc pun menjadi pebalap minim gelar yang direkrut Ferrari sejak Gilles Villeneuve, yang meninggal akibat kecelakaan saat sesi kualifikasi F1 GP Belgia di Sirkuit Zolder, 8 Mei 1982.
Ayah dari Jacques Villeneuve—juara dunia F1 1997—itu bahkan baru sekali ikut balapan di F1 GP Inggris tahun 1977 bersama McLaren.
Namun, hal itu tak membuat Ferrari khawatir dan merekrutnya pada tahun yang sama.
4. Karier Cemerlang di Tingkat Junior
Karier Charles Leclerc dimulai dari dunia balap karting pada tahun 2005. Dia tercatat tiga kali memenangi balapan karting French PACA Championship, tahun 2005, 2006 dan 2008.
Setelah sembilan tahun mengasah kemampuan di dunia balap karting, pada tahun 2014 Leclerc pindah ke balapan single-seater pertamanya, dengan mengikuti balapan Formula Renault 2.0 Alps.
Tak mau berlama-lama, di tahun berikutnya dia mulai menjejaki level yang lebih tinggi lagi dengan mengikuti balapan Formula 3 European Championship, memperkuat tim Van Amersfoort Racing.
Baca Juga: 'Dihukum' Bertubi-tubi, Romano Fenati Pensiun dari Dunia MotoGP
Dari 33 balapan yang diikuti, Leclerc sukses memenangi empat balapan dan membuatnya menempati peringkat keempat klasemen akhir.
Di tahun 2016, Leclerc dikontrak sebagai pebalap penguji tim Ferrari dan Haas. Pada tahun tersebut dia juga berkancah di ajang GP3 Series, balapan yang dua tingkat di bawah F1.
Leclerc menjadi juara GP3 Series 2016 dengan mengantongi tiga kemenangan dari 18 seri. Sukses ini membuatnya hijrah ke ajang Formula 2 (F2), balapan yang satu level di bawah F1.
Kepiawaiannya mengemudikan mobil single-seater membuatnya jadi kampiun F2 2017 bersama tim Prema Racing, dan akhirnya berkiprah di ajang F1 pada tahun 2018 setelah dikontrak tim Sauber.
Tag
Berita Terkait
-
Pemain Arema FC dan Bali United Dilarang Tampil Komdis PSSI, Kenapa?
-
McLaren Gandeng Motul sebagai Pemasok Resmi Pelumas F1
-
Cillian Murphy Resmi Patahkan Harapan Penggemar, Tolak Warisi Jubah Voldemort
-
Cara Buat Poster ala Pembalap F1 dan MotoGP di Gemini AI yang Lagi Viral, Ini Prompt-nya
-
Drama McLaren di Monza: Oscar Piastri Dipaksa Mundur demi Lando Norris
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar
-
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya