Suara.com - Toro Rosso resmi mengumumkan Alexander Albon sebagai salah satu pebalap mereka pada balapan Formula 1 (F1) 2019. Albon menggusur posisi pebalap muda Inggris, Brendon Hartley.
Pada F1 musim depan, Albon akan berduet dengan pebalap pengalaman dari Rusia, Daniil Kvyat, yang mengisi kursi Pierre Gasly yang 'promosi' ke tim utama Red Bull Racing.
Sebelum akan turun balapan di F1 2019, pada tahun ini Albon mengikuti ajang Formula 2 (F2). F2 merupakan ajang satu tingkat di bawah F1, atau tahapan sebelum menuju F1.
Pebalap asal Thailand itu menempati posisi ketiga klasemen akhir F2 2018. Membela tim DAMS, Albon tercatat empat kali memenangi balapan dan delapan kali naik podium dari 12 seri yang berlangsung.
Total, Albon mengumpulkan 212 poin, kalah bersaing dengan George Russell yang memuncaki klasemen dan Lando Norris yang menempati runner-up F2 2018.
Baik, Russell dan Norris musim depan juga akan berkiprah di ajang F1, bersama tim Williams dan McLaren.
"Sepanjang karier saya sebagai pebalap, saya sudah mengalami pasang surut. Saya dicoret oleh Red Bull pada 2012, jadi sejak itu saya kemudian menyadari bahwa jalan saya menuju F1 akan menjadi lebih sulit," kata Albon, dikutip dari laman resmi Toro Rosso, Selasa (27/11/2018).
"Saya benar-benar bekerja keras dan mencoba untuk tampil lebih baik setiap saya membalap dan saya sangat berterima kasih kepada Red Bull dan konsultan Dr Helmut Marko yang telah memberi kesempatan kedua kepada saya," kata Albon menambahkan.
Albon, yang lahir di London, Inggris, 23 Maret 1996, bukanlah pebalap pertama ASEAN yang tampil di ajang jet darat.
Baca Juga: Cerita Leo Rolly Carnando, Tidur dengan Raket hingga Juara Dunia
Berikut daftar pebalap ASEAN yang pernah tampil di F1.
1. Birabongse Bhanudej
Jutawan asal Thailand ini merupakan pebalap pertama ASEAN yang mengikuti balapan F1.
Lebih dikenal dengan sapaan Pangeran Bira, dia menjalani balapan F1 dari tahun 1950 hingga 1954.
Debutnya dimulai pada balapan GP Inggris 1950. Selama kariernya dia memperkuat tim Enrico Plate, Gordini, Connaught, Maserati dan Scuderia Milano.
Total, Birabongse Bhanudej menjalani 19 seri di F1 dan meraih delapan poin.
2. Alex Yoong
Pebalap Malaysia ini memulai debutnya pada F1 GP Italia 2001 bersama tim Minardi. Dia menggantikan posisi Tarso Marques di tiga seri terakhir.
Pada musim selanjutnya, Alex Yoong tampil di 11 seri. Posisinya sempat digantikan pebalap penguji tim BAR, Anthony Davidson.
Pergantian ini menyusul sanksi yang dijatuhkan tim Minardi terhadapnya lantaran tiga kali gagal lolos kualifikasi pada F1 2002.
Sejatinya, Minardi berencana menggantikan Alex Yoong dengan Justin Wilson. Namun, tubuh Wilson yang terlalu tinggi sulit untuk masuk dalam kokpit mobil Minardi.
3. Rio Haryanto
Pada tahun 2016 silam, Indonesia membuat sejarah baru setelah pebalapnya, Rio Haryanto, menjadi salah satu pebalap yang turut serta pada balapan F1.
Pebalap kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 22 Januari 1993 tersebut membela tim Manor Racing bersama Pascal Wehrlein dari Jerman.
Sayangnya, Rio Haryanto hanya tampil sebanyak 12 seri. Masalah keuangan menjadi penyebab posisinya digantikan Esteban Ocon yang pada F1 2018 ini membela tim Force India.
Selama mengikuti F1, Rio Haryanto tak sekalipun meraih poin. Posisi terbaiknya adalah finis di urutan 15 pada balapan GP Monako.
Berita Terkait
-
Ranking FIFA September: 3 Raksasa ASEAN Saling Pepet, Indonesia Terancam Rival Paling Berisik!
-
Pilih Mata Uang Lokal, Negara ASEAN Kompak Kurangi Gunakan Dolar
-
McLaren Gandeng Motul sebagai Pemasok Resmi Pelumas F1
-
Cara Buat Poster ala Pembalap F1 dan MotoGP di Gemini AI yang Lagi Viral, Ini Prompt-nya
-
Pebalap Muda Indonesia Siap Ukir Sejarah di MotoGP Misano 2025
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025