Suara.com - Mantan pebalap MotoGP, Scott Redding mengkritisi situasi di dalam lingkup MotoGP saat ini. Menurutnya, beberapa pebalap rela merogoh 'mahar' yang tak sedikit demi bisa mendapatkan satu tempat di sebuah tim.
Redding sendiri mulai musim depan tidak akan lagi berada di lintasan MotoGP. Dia akan tampil di ajang British Superbike bersama tim PBM Ducati.
Runner-up Moto2 2013 ini kehilangan kursi balapnya di tim Aprilia pada akhir musim ini. Pabrikan asal Italia itu lebih memilih Andrea Iannone yang 'didepak' Suzuki.
"Ini semua bisnis, semua tentang uang. Itu masalahnya sekarang. Begitulah MotoGP berjalan saat ini," ujar Redding, dikutip dari Motorsport, Jumat (28/12/2018).
"Untuk ikut balapan sekarang, berapa banyak orang yang harus membayarnya? Ini adalah balapan kejuaraan dunia. Terlepas apakah itu Moto3, Moto2, atau MotoGP."
"Bahkan jika tim memiliki anggaran, mereka masih mengenakan biaya kepada pebalap yang perlu dibayarkan," tutur Redding.
Sebelum memutuskan tampil di ajang British Superbike musim depan, Redding sejatinya punya peluang kembali tampil di ajang Moto2 bersama tim Dynavolt Intact.
Namun, dia kalah bersaing dengan Thomas Luthi yang kembali turun ke kelas Moto2 setelah hanya semusim tampil di kelas MotoGP.
"Itu sebabnya saya tidak mau ke Moto2. Saya tidak akan pernah mengendarai motor dengan gratis, dan pastinya saya tidak akan mau mengeluarkan uang," ungkap Redding.
Baca Juga: 5 Pebulutangkis dengan Pendapatan Terbesar 2018, Kevin / Marcus Nomor 2
"Saya tidak akan membayar dua ratus ribu, tiga ratus ribu, untuk mendapatkan motor, untuk satu atau dua musim," tegasnya.
"Ini menggelikan, ini gila. Tapi ada seseorang yang akan melakukannya," tutur Redding.
Pebalap asal Inggris ini pun menyarankan penyelenggara MotoGP untuk membuat sebuah batasan tentang besaran 'mahar' yang harus dikeluarkan pebalap. Termasuk juga tentang batasan gaji para pebalap.
"Ada banyak pebalap yang mendapatkan bayaran besar, dan memang seharusnya begitu. Tapi harus ada batasan bayaran tentang gaji mereka, harus ada batasan pula berapa mereka tidak harus membayar. Harus ada aturannya," ujar Redding.
Berita Terkait
-
Berapa Harga Saham GOTO? Komika Yudha Keling Pakai 1.412.025 Lembar sebagai Mahar
-
Akting Sultan Gagal, Terkuak Siasat Licik Mbah Tarman Pakai Cek Palsu Demi Nikahi Shela
-
Tak Terobsesi Rekor, Marc Marquez Tetap Waspadai Momen Turunnya Prestasi
-
Sirkuit Mandalika Umumkan Kalender Event 2026: dari MotoGP hingga Balap Ketahanan
-
Marc Marquez: Kami Butuh Pecco Kembali ke Levelnya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pesona Kierana Alexandra, Atlet 17 Tahun Pembawa Bendera Indonesia di Penutupan SEA Games 2025
-
Sejarah Apa yang Diukir Kontingen Indonesia usai Runner-up SEA Games 2025?
-
Kontingen Indonesia Kemas 91 Emas di SEA Games 2025 Sukses Lewati Target Awal
-
Jangan Puas Runner Up di SEA Games 2025, Masih Ada Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028
-
Klasemen Akhir SEA Games 2025, Kontingen Indonesia Juara 2
-
Tetes Air Mata SEA Games 2025, Mereka Tak Terlihat Hanya Karena Tak Bawa Pulang Medali
-
Update Medali Tim Indonesia di SEA Games 2025: Masih Kokoh di Posisi 2
-
Pecah Telur! Timnas Hoki Es Indonesia Ukir Sejarah Emas Pertama di SEA Games 2025
-
Janji Manis Erick Thohir Usai Pencak Silat Sumbang 4 Emas SEA Games 2025
-
Kejurnas Panahan Antarklub 2025 Digelar untuk Perkuat Piramida Pembinaan