Suara.com - Pebulutangkis tunggal putra Denmark, Anders Antonsen tak kuasa menahan kebahagiaan usai meraih gelar juara Indonesia Masters 2019, Minggu (27/1/2019). Tanpa "dukungan" langsung negaranya, Antonsen merasa capaiannya di Indonesia Masters 2019 amat luar biasa.
"Di babak final tanpa didampingi pelatih, dan kemarin lawan Jonatan (Christie di semifinal) juga seperti itu, ini gila!," ujar Anders Antonsen di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Antonsen keluar sebagai juara usai menumbangkan tunggal putra peringkat satu dunia asal Jepang, Kento Momota. Bermain di Istora Senayan, Jakarta, Antonsen menang susah payah dengan skor 21-16, 14-21, 21-16.
Sebagaimana diketahui, Antonsen dan mayoritas pebulutangkis Denmark lainnya tengah menghadapi masalah serius dengan asosiasi bulutangkis Denmark (DBF).
Negosiasi kontrak yang tak kunjung menemui titik terang dengan DBF membuat mereka seperti "terlantar" di setiap mengikuti turnamen.
Selama menunggu terjadinya kesepakatan dengan DBF, Antonsen dan para pemain Denmark lainnya harus rela berjuang sendirian. Haknya menggunakan fasilitas latihan, jasa pelatih dan staf medis untuk sementara dicabut.
"Ini hal yang gila, karena saya mengerjakan sesuatunya sendiri. Mungkin kemenangan ini akan membuat pelatih saya ingin melatih saya kembali," ujar Antonsen.
Kemenangan atas Kento Momota juga menjadi sejarah tersendiri bagi Antonsen. Selain mengakhiri puasa kemenangan atas wakil Jepang tersebut --sebelumnya kalah 0-3--, Indonesia Masters 2019 juga menjadi gelar BWF World Tour pertamanya sepanjang karier.
"Saya hanya mencoba bersikap tenang, fokus, hanya pikirkan setiap nafas yang saya ambil untuk bertanding. Jangan gunakan terlalu banyak energi," kata Antonsen.
Baca Juga: Misaki / Ayaka Pertahankan Gelar Indonesia Masters 2019
"Ketika saya berumur 50 tahun, saya akan mengingat momen-momen ini, saya meraih gelar juara di Indonesia, Istora Senayan pada usia 21 tahun," tukasnya.
Berita Terkait
-
Kalah di China Open 2025, Akankah Anthony Ginting Seperti Kento Momota?
-
4 Fakta Menarik dari Indonesia Open 2025, Ada Laga Dua Istora Boy di Final
-
Anders Antonsen Juara Tunggal Putra Indonesia Open 2025
-
Rekap Semifinal Indonesia Open 2025: Dominasi Wakil China Terputus
-
Indonesia Open 2025: Jadwal Laga 12 Wakil Tuan Rumah di Babak Kedua
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025