Suara.com - Legenda hidup bulutangkis Indonesia, Susy Susanti punya pandangan tersendiri terkait Raden Adjeng (RA) Kartini. Tokoh pahlawan nasional yang dianggap sebagai simbol emansipasi perempuan Indonesia itu rupanya punya tempat tersendiri dalam hati Susy.
Memperingati hari Kartini yang jatuh tepat hari ini, Minggu 21 April 2019, Susy pun mengajak kaum perempuan untuk bersikap berani. Menurut Susy, para perempuan harus siap menggapai dan memperjuangkan mimpinya.
"Buat saya, Kartini itu sesuatu yang spesial untuk perempuan. Kita tahu kan kalau di budaya timur, perempuan selalu dianggap sebagai kaum yang lemah. Itulah yang menurut saya harus dibukakan. Itulah yang seharusnya jadi cara berpikir para perempuan di Indonesia," ujar Susy Susanti.
Susy yang merupakan atlet perempuan Indonesia pertama yang meraih medali emas Olimpiade, yakni pada 1992 silam, mengungkapkan jika kaum hawa masa kini seharusnya bisa lebih mudah dalam memperjuangkan haknya.
Selain akses yang terbuka, isu kesetaraan gender juga sudah benar-benar diperhatikan.
"Sebelum era kemerdekaan saja, Ibu Kartini sudah berani mendobrak tradisi. Nah, sekarang di era yang sudah terbuka, yang sudah millennial, kita juga harus berani," seru Susy.
"Kita sebagai perempuan harus bisa berdiri sendiri, tidak boleh tergantung orang lain. Dan kita bisa berbuat sesuatu, tidak hanya untuk diri kita," sambungnya.
Lebih jauh, Susy yang juga merupakan satu-satunya pebulutangkis perempuan Indonesia peraih penghargaan Badminton Hall of Fame, mengajak kaum hawa melihat pencapaiannya di dunia bulutangkis.
Bukan bermaksud menyombongkan diri, sosok yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI itu hanya ingin menjadikan capaiannya sebagai tolak ukur, bahwasanya perempuan Indonesia memang bisa memberikan prestasi bagi bangsa dan negara.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo: Saya 1000 Persen Bertahan di Juventus!
"Presiden saja dulu ada Ibu Megawati, menteri-menteri sekarang juga ada yang perempuan. Peraih medali Olimpiade juga yang pertama itu kan perempuan, medali emas pertama untuk Indonesia juga," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Surat Kartini Jadi Memori Dunia UNESCO: Ini Maknanya bagi Perjuangan Kesetaraan Gender Masa Kini
-
Kartini Masa Kini: Kolaborasi Lintas Generasi Lahirkan KebayaKekinian yang Unik!
-
Pertamina Hadirkan Tiga Perempuan Inspiratif, Inilah Cahaya Kartini
-
Refleksi Hari Kartini, Peran Perempuan di Era AI Jadi Sorotan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025