Suara.com - Kehilangan seorang senior penuh dedikasi lagi bermental baja, begitulah kenangan para driver Formula One (F1) atas wafatnya Niki Lauda, terutama yang saat ini masih mengaspal untuk musim kompetisi 2019.
Kepergiannya meninggalkan ceruk dalam di hati para insan balap jet darat. Dan F1 GP Monako 2019 dijadikan wadah mengungkapkan ekspresi masing-masing tim dan pebalap untuk mengucapkan perpisahan dengan juara dunia F1 tiga kali (1975, 1977, 1984), kelahiran Austria 70 tahun lalu.
Mulai helm, moncong jet darat, wings, sampai livery "bertabur" kalimat perpisahan dan terima kasih kepada Niki Lauda dalam bahasa Inggris dan Jerman. Dikutip dari Formula1.com, Lewis Hamilton menyatakan bahwa kemenangannya di F1 GP Monako 2019 adalah dipersembahkan bagi lelaki berjuluk King Rat dan The Calculator itu.
"Tujuh tahun bersamanya di tim, saya akan merindukan saat-saat ia menyambut di pit dan ketika kami berpelukan erat setiap kali driver Mercedes meraih kemenangan. Itulah hal saya rindukan dari Niki," Lewis Hamilton juga menuliskan perasaan via akun pribadinya di laman sosial Instagram. Serta menunjukkan helm bertuliskan nama Niki Lauda seusai kemenangannya di sirkuit jalan raya Monte Carlo.
Sementara Sebastian Vettel (Ferrari) juga membubuhkan nama Niki Lauda pada helmnya, dan menyebutkan, "Adalah sebuah kehormatan bagi saya, untuk membawanya sepanjang lap dalam balapan kali ini."
Sebagai driver yang bernaung di tim sama, Ferrari, tentu Sebastian Vettel merasakan kehilangan seperti halnya Lewis Hamilton. Apalagi, kepada para juniornya, Niki Lauda yang datang dari generasi jauh di atas angkatan Hamilton - Vettel terkenal tak berjarak. Dengan mudah bisa memahami kondisi lintas generasi.
Dan hal puncak yang menggetarkan hati para driver F1 dari Class of 2019 adalah saat mereka semuanya mengenakan topi pet atau baseball cap berwarna merah bertuliskan "Niki". Ya benar, balap kali ini memang menjadi milik mendiang Andreas Nikolaus Lauda, atau lebih dikenal sebagai Niki Lauda.
Topi merah adalah trade-mark Niki Lauda, bukan semata ia gunakan untuk menutupi bekas-bekas luka bakar dalam balap neraka yang ia alami di Sirkuit Nuerburgring, F1 GP Jerman 1976. Saat itu, jet daratnya dari tim Ferrari mengempas tembok pembatas, terbakar hebat, terlempar kembali ke tengah trek serta diseruduk tunggangan pebalap lain. Kepada sebuah media Jerman ia mengakui, "Dengan topi ini, saya justru memberikan kesempatan bagi sponsor untuk menaruh nama mereka."
Bagi driver generasi zaman now, ia pun bisa menjadi panutan, di mana usai mengalami luka bakar, ia hanya mau dioperasi plastik pada bagian kelopak mata serta alis agar tak kesulitan menggunakan indera penglihatannya. Sementara luka bakar di telinga kanan dan seluruh wajah, Niki Lauda tak pernah berpikir untuk mengubahnya menjadi sempurna kembali. Bahkan saat usinya menua, ia berseloroh, "Kerut-kerut penuaan di wajah ini malah menyamarkan bekas luka bakar dan ketidaksempurnaan itu."
Baca Juga: Turun-Naik Ekspor Otomotif Nasional di Tengah Resesi Ekonomi Global
Dan sebelum F1 GP Monako 2019 dimulai, para driver Class of 2019 pun mengadakan seremoni hening cipta satu menit teruntuk Niki.
Sementara Museo Ferrari di Maranello, Italia, sebuah museum yang menyimpan memorabilia para driver tim ini serta pendirinya, Enzo Ferrari, mematikan penerangan seluruh ruang pajang dan hanya menyisakan lampu yang khusus menyoroti jet darat Niki Lauda.
Teruntuk Niki ... selamat jalan sang juara dan legenda F1!
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar
-
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya