Suara.com - PP Perbasi telah menjatuhkan sanksi pada pebasket putri, Christine Aldora Tjundawan. Hukuman ini diharapkan bisa memberi efek jera bagi pemain lain.
Harapan itu disampaikan Manajer Timnas Basket Putri Indonesia di Asian Games 2018 lalu, Wahyu Gunarto.
Point guard dari klub Tanago Friesian Jakarta itu dihukuman larangan satu tahun memperkuat Timnas Indonesia. Terhitung mulai 7 Januari 2019 lalu.
Christine dinyatakan bersalah melakukan indisipliner saat memperkuat tim Garuda di Asian Games 2018. Ia disebut meninggalkan wisma atlet Kemayoran tanpa restu tim pelatih.
Wahyu Gunarto menganggap sanksi yang dijatuhkan kepada Christine bukanlah sebuah hukuman. Tapi teguran agar sang pemain bisa lebih menghormati seluruh tim dan peraturan yang disepakati.
"Memang dia melakukan indisipliner. Dari kita sih ingin kasih pembelajaran agar dia bisa hormati teman, kepengurusan. Intinya lebih ke mendidik dia," ujar Wahyu saat dihubungi Suara.com, Jumat (28/6/2019).
"Ini bukan untuk mematikan karier pemain, tapi beri peringatan. Di timnas itu punya tugas dan tanggung jawab. Ini sebagai pelajaran juga untuk pebasket-pebasket lain," sambungnya.
Wahyu menegaskan sanksi tersebut hanya berlaku dalam ranah Timnas. Karenanya, Christine tetap diperbolehkan aktif bermain di Srikandi Cup—liga bola basket putri tertinggi Tanah Air.
"Untuk Srikandi, Christine tetap boleh main. Sanksi itu hanya untuk di Timnas saja," jelas Wahyu.
Baca Juga: Thurman Taruhan Rp 141 Juta Pukul KO Pacquiao Sebelum Ronde Ketiga
Keputusan menjatuhkan hukuman kepada Christine tertuang dalam Surat Keputusan Nomor: 001/PP/I/2019 yang dikeluarkan PP Perbasi tertanggal 7 Januari 2019.
Kepala Bidang Hukum PP Perbasi George Fernando Dendeng membenarkan sanksi yang dialamatkan kepada Christine.
Christine disebut telah meninggalkan wisma atlet tanpa izin meski timnas belum resmi dibubarkan.
"Waktu itu kan pemain tinggal di wisma atlet Kemayoran. Pertandingan memang sudah selesai, tapi tim belum dibubarkan," ujar George saat dihubungi Suara.com, Kamis (27/6/2019).
"Christine bilang mau keluar bertemu keluarga. Tapi tak ada keluarganya yang menghubungi pelatih untuk minta izin. Tapi meski pelatih melarang, dia sudah hilang dan tak bisa dihubungi juga," paparnya.
Tag
Berita Terkait
-
Bursa Transfer Memanas: 5 Bintang Abroad Timnas Indonesia yang Berpeluang Ganti Klub Baru
-
AFC Nations League Resmi Diluncurkan, Timnas Indonesia Siap Hadapi Kompetisi Baru Asia
-
Media Belanda: Bukan Van Bronckhorst, John Herdman Calon Tunggal Pelatih Timnas Indonesia
-
Drawing Piala AFF 2026 di Jakarta, Misi Timnas Indonesia Raih Juara
-
AFC Rancang Nations League, Jadwal Timnas Indonesia Bakal Super Padat
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Persembahkan 3 Medali SEA Games, Ayustina Delia Priatna Kini Bidik Asian Games 2026
-
Pergelangan Kaki Bermasalah, Sabar/Reza Kandas pada Semifinal BWF World Tour Finals 2025
-
Indonesia Lampaui Target Medali di SEA Games 2025, Ulangi Rekor 30 Tahun Silam dengan Gagah
-
Indonesia Cetak Sejarah Baru di SEA Games 2025
-
Pesona Kierana Alexandra, Atlet 17 Tahun Pembawa Bendera Indonesia di Penutupan SEA Games 2025
-
Sejarah Apa yang Diukir Kontingen Indonesia usai Runner-up SEA Games 2025?
-
Kontingen Indonesia Kemas 91 Emas di SEA Games 2025 Sukses Lewati Target Awal
-
Jangan Puas Runner Up di SEA Games 2025, Masih Ada Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028
-
Klasemen Akhir SEA Games 2025, Kontingen Indonesia Juara 2
-
Tetes Air Mata SEA Games 2025, Mereka Tak Terlihat Hanya Karena Tak Bawa Pulang Medali