Suara.com - Jelang berlangsungnya Olimpiade 2020 Tokyo, legenda bulutangkis Tanah Air, Susy Susanti kembali mengenang perjuangannya saat meraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona.
Kisah jatuh bangun untuk merebut medali emas Olimpiade pertama bagi bangsa Indonesia itu, diharapkan Susy bisa membangkitkan semangat para pebulutangkis Tanah Air, khususnya yang akan turun berlaga d multievent empat tahunan itu.
Susy keluar sebagai peraih medali emas Olimpiade 1992 setelah menundukan wakil Korea Selatan, Bang Soo Hyun. Dalam laga final yang berlangsung di Pavelló de la Mar Bella itu, Susy menang 5-11, 11-5, 11-3.
"Kemenangan di Olimpiade itu beda dengan di kejuaraan lain. Rasanya prestasi kita itu diakui dunia. Kita juga bisa mengangkat nama Indonesia di mata dunia," ujar Susy Susanti dalam rilis yang diterima Suara.com, Minggu (16/2/2020).
Susy membeberkan bahwa sebelum dirinya merebut medali emas Olimpiade 1992, para atlet dari negara lain kerap memandang Indonesia dengan sebelah mata.
Barulah saat dirinya dan Alan Budikusuma (pemain tunggal putra) berhasil meraih podium tertinggi, nama Indonesia mulai dikenal oleh dunia. Reputasi dirinya dan para pemain Merah Putih lainnya pun turut terangkat.
"Saya ingat waktu sebelum juara, di athelete village kan banyak yang koleksi pin antar negara, tapi tidak ada yang mau tukeran pin Indonesia sama saya," kenang Susy.
"Katanya dia tidak tahu Indonesia. Indonesia itu di mananya Bali?. Tapi begitu saya dan Alan (Budikusuma) dapat emas dan Indonesia ada di urutan 21 daftar raihan medali, tanpa kita minta, mereka justru mencari-cari, mau tukeran pin Indonesia. Dampaknya sampai begitu, orang lebih mengenal Indonesia."
Mempersiapkan Mental
Baca Juga: Kevin / Marcus Dipastikan Lolos ke Olimpiade 2020
Susy Susanti menjelaskan bahwa Olimpiade merupakan kejuaraan besar yang mungkin hingga kini tak memiliki tandingan.
Karena itu, kata Susy, mentalitas harus benar-benar dipersiapkan lantaran aura multievent empat tahunan itu benar-benar berbeda dari kejuaraan lain.
Menurut eks pebulutangkis kelahiran Tasikmalaya, 11 Februari 1971 ini, memenangkan medali emas Olimpiade tak semudah merebut gelar-gelar lain. Banyak hal aneh bahkan terjadi sejak babak peratma berlangsung.
Hal aneh yang dimaksudkan Susy adalah perasaan cemas berlebihan, kendati dirinya merupakan tunggal putri kaliber dunia yang sudah malang melintang meraih sukses di Piala Dunia maupun Kejuaraan Dunia.
Malam sebelum laga final disebut eks pebulutangkis yang hanya sempat merasakan 35 kekalahan itu, adalah momen yang paling berat. Hal itu lantaran kecemasan berlebih yang membuatnya sulit makan dan istirahat.
"Perasaan malam itu mata saya sudah dipejamkan, tapi tetap tidak bisa tidur, otaknya mikir terus. Makan pun dipaksa demi jaga kondisi, padahal nggak nafsu makan sama sekali. Akhirnya malam itu saya cuma makan nasi pakai abon dan ikan asin, sama minum segelas susu," tutur Susy mengisahkan.
Berita Terkait
-
Tim Putri Indonesia Disingkirkan Jepang di BATC 2020, CdM: Kami Prihatin
-
Perempat Final BATC 2020: Susunan Pemain Tim Putra Indonesia vs Filipina
-
Perempat Final BATC 2020: Susunan Pemain Tim Putri Indonesia vs Jepang
-
Soal Kans Tim Putri Indonesia di BATC 2020, Susy: Kami Punya Kesempatan
-
Ubah Komposisi Ganda Putri Berujung Kekalahan, Ini Penjelasan PBSI
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Manisa BBSK Coret Megawati Hangestri, Telat Gabung Usai Livoli Jadi Pemicu Utama
-
Geger Skandal NBA! FBI Bongkar Keterlibatan Mafia Sisilia di Kasus Judi Ilegal
-
Aldila Sutjiadi Sesalkan Harus Hadapi Priska di Babak Pertama WTA Chennai
-
Main Malam Ini, 3 Wakil Awali Perjuangan Indonesia di Hylo Open 2025
-
Daftar Wakil Indonesia di Hylo Open 2025: Jonatan Christie Satu-satunya Wakil Tunggal Putra
-
Kalah dari Pakistan, Timnas Voli Putra Indonesia Gagal ke Final AYG 2025
-
Kalahkan Thailand, Timnas Voli Putri Indonesia Melaju ke Final AYG 2025
-
Debut Menawan Julius Cezar, Raih Medal Perak di Asian Youth Games 2025
-
Siapa Jermain Grunberg? Atlet Senam Keturunan Indonesia, Fans Real Madrid
-
Runner-up French Open, Fajar/Fikri Bidik Revans atas Kim/Seo di Pertemuan Selanjutnya