Suara.com - Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi alias Herry IP menilai capaian Hendra Setiawan / Mohammad Ahsan di turnamen BWF World Tour Finals (WTF) sudah maksimal, mengingat ada batasan usia dan stamina yang dialami.
Bermain di usia yang tergolong tidak muda, menjadi tantangan tersendiri bagi Hendra / Ahsan.
Ahsan tahun ini berusia 33 tahun, sedangkan Hendra 36 tahun, tentunya cukup sulit untuk melawan pemain-pemain yang perbedaan usianya mencapai 10 tahun terutama dalam sisi fisik dan tenaga.
Sehingga, untuk bisa mencapai final, merupakan pencapaian yang baik bagi sang juara World Tour Finals 2019 ini.
"Memang buat Ahsan / Hendra, pencapaian bisa sampai final dengan usia seperti ini, menurut saya sudah cukup baik di usia mereka yang di atas 30 tahun. Meski belum sempurna untuk menjadi juara," kata Herry dalam rilis PBSI, Minggu.
Selain itu, Herry menilai permainan yang ditampilkan Lee Yang / Wang Chi Lin pada tiga turnamen di Thailand sangat konsisten.
The Daddies --julukan pasangan Hendra / Ahsan-- yang sempat bertemu wakil Taiwan itu di Thailand Open seri kedua pekan lalu juga berakhir dengan kekalahan.
"Kalau melihat permainan tadi memang Hendra/Ahsan kalah tenaga tangannya. Pertama karena lapangannya juga kalah angin. Harus diakui pemain Taiwan ini selama tiga minggu penampilannya konsisten banget. Penampilan mereka di Thailand Open sangat bagus. Baik dari fisik, tenaga, konsentrasi, dan fokusnya luar biasa menurut saya," Herry menuturkan.
Herry juga melihat bahwa strategi permainan pun sulit untuk diterapkan. Sejak awal kualitas lawan memang lebih unggul, mereka bermain sangat cepat dan keras.
Baca Juga: Hajar Burnley 2-0, Kemenangan Perdana Thomas Tuchel Bersama Chelsea
"Kalau strategi sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Memang gim pertama itu kita tertekan terus, tidak bisa keluar. Kualitas drive mereka sangat keras dan cepat. Jadi kita mau antisipasi atau mengubah cara main juga tidak bisa, karena mereka menyerang dan menekan terus menerus. Kita mau tahan atau rem juga mereka langsung menutup lagi. Ya itu tadi, tenaga tangannya kita kalah," jelas Herry.
"Bolanya kalah cepat karena keras. Kalau kemarin lawan Korea Selatan kan hampir sama sebenarnya mainnya, meski tenaganya lawan agak turun sedikit. Kalau ini (Taiwan) tenaganya masih konsisten. Tidak bisa diakalin sama sekali. Jadi memang yang utamanya adalah kalah di kecepatan dan tenaganya," pungkasnya.
[Antara]
Berita Terkait
-
All England 2025: Sabar/Reza Optimis Dilatih Hendra Setiawan
-
Hendra Setiawan Debut di All England 2025 Sebagai Pelatih, Ini Kata SabRez
-
Hendra Setiawan Siap Debut di All England 2025, Jadi Pelatih Sabar/Reza
-
Hendra Setiawan Dampingi SabRez ke All England 2025, Debut Jadi Pelatih?
-
13 Tahun Berjaya! Kilas Balik Prestasi Gemilang The Daddies, Hendra/Ahsan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
-
ITDC Klaim Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual 87 Persen
-
Antusiasme Penonton IHR Cup II 2025 Payakumbuh: Pecahkan Rekor, Tembus 50 Ribu Pengunjung
-
Semarang Jadi Tuan Rumah 76 Indonesian Downhill Urban 2025 Seri 2, Adu Nyali Rider di Trek Ekstrem
-
Lantian Juan Juara Umum Trial Game Dirt 2025 Seri Solo
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar