Suara.com - Atlet Afghanistan Hossain Rasouli berlaga dalam pertandingan lompat jauh, Selasa (31/8/2021), di Paralimpiade Tokyo 2020, setelah baru-baru ini dievakuasi dari negara asalnya, yang sekarang berada di bawah kendali Taliban.
Dia menjadi atlet pertama yang mewakili Afghanistan untuk ambil bagian dalam Paralimpiade Tokyo, suatu prestasi yang tampak mustahil ketika tim negara tersebut kesulitan melakukan perjalanan dengan aman ke Jepang untuk menjadi bagian dari acara olahraga terbesar di dunia bagi penyandang disabilitas, yang dimulai sepekan lalu itu.
Rasouli (26), yang tiba di Tokyo tiga hari lalu, berlaga di nomor lompat jauh T47 putra dan menempati urutan terakhir dari 13 peserta yang ambil bagian dengan lompatan terbaik 4,46 meter.
Dia awalnya dijadwalkan untuk bertanding di nomor 100 meter T47 putra tetapi datang terlambat. Ini adalah pertama kalinya dia berkompetisi dalam lompat jauh di pertandingan besar, menurut Komite Paralimpiade Internasional (IPC), dikutip dari Kyodo.
Rasouli kehilangan lengan kirinya ketika ranjau darat yang diletakkan Taliban meledak saat dia bertani pada 2013.
Ketika dia diperkenalkan di layar lebar di Stadion Nasional sebelum pertandingan dimulai, dia mengangkat tangan kanannya dan tersenyum ke kamera, tetapi tidak berbicara kepada media usai bertanding.
Tim Paralimpiade Afghanistan, yang diwakili oleh Rasouli dan Zakia Khudadadi, tiba di Tokyo Sabtu malam dengan penerbangan dari Paris. Mereka telah berada di ibu kota Prancis itu selama sekitar satu pekan setelah evakuasi mereka, yang dimungkinkan oleh upaya multinasional.
Sebagai bagian dari langkah-langkah untuk melindungi kesehatan mental dan kesejahteraan para atlet, IPC tidak mengizinkan media untuk berbicara dengan kedua atlet Afghanistan tersebut selama pertandingan, yang akan berlangsung hingga Minggu.
Juru bicara IPC Craig Spence mengatakan bahwa Rasouli "sangat bersemangat" untuk ambil bagian dalam Paralimpiade.
Baca Juga: Kantongi 3 Medali Paralimpiade Tokyo, Kontingen Indonesia Dipastikan Tetap Semangat
Sementara itu, Khudadadi dijadwalkan bertanding di kelas taekwondo K44-49kg putri pada Kamis. Dia akan menjadi atlet perempuan Afghanistan pertama yang berkompetisi di Paralimpiade sejak 2004, menurut IPC.
Meski wakil tim Afghanistan tidak dapat hadir dalam upacara pembukaan, bendera negara tersebut tetap hadir di stadion dengan dibawa oleh seorang relawan sebagai tanda solidaritas.
Beberapa atlet Paralimpiade yang memiliki hubungan dengan Afghanistan menyatakan keprihatinan dan harapan atas situasi di negara Asia Tengah itu.
Brad Snyder dari Amerika Serikat adalah salah satunya. Dia pernah bertugas di militer AS di Afghanistan.
"Saya pikir ini adalah situasi yang tragis dan menyedihkan sekarang, dan saya tahu apa yang diperjuangkan semua rekan saya adalah kebebasan dan demokrasi atas nama negara Afghanistan," kata Synder setelah meraih emas triathlon PTVI putra di Taman Laut Odaiba, Sabtu.
"Afghanistan telah mengambil langkah mundur tetapi harapan terbesar saya bahwa suatu hari Afghanistan akan mengalami tingkat kebebasan dan demokrasi yang lebih tinggi," kata Snyder, yang kehilangan penglihatannya selama penempatan keduanya ke Afghanistan pada 2010 sebagai anggota Angkatan Laut AS.
Pemerintah AS telah menyelesaikan penarikan pasukannya dari Afghanistan, mengakhiri keterlibatannya dalam dua dekade perang yang dipicu oleh invasi militer pimpinan AS setelah serangan teror 11 September 2001, yang melibatkan empat pesawat komersial.
Gedung Putih, Senin, mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus memimpin koordinasi dengan negara-negara lain untuk memastikan perjalanan yang aman bagi setiap orang Amerika, Afghanistan, atau warga negara asing yang ingin meninggalkan Afghanistan.
Pejuang Taliban memasuki Kabul pada 15 Agustus menjelang rencana penarikan militer AS. [Antara]
Berita Terkait
-
5 Fakta Gempa Afghanistan Magnitudo 6: Jalan Putus, Lebih 250 Orang Tewas!
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
-
Taliban Promosikan Pariwisata Afghanistan dengan Parodi 'Nyentrik': Berani Coba?
-
Reda Manthovani Bawa Indonesia Harum di Korea! Raih Gelar Grand Master Taekwondo Dunia
-
Dilarang Sekolah, Bocah Perempuan Afghanistan Dipaksa Jadi Penenun Karpet
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya
-
Superliga Junior 2025: Adu Gengsi PB Djarum vs Jaya Raya di Final U-19
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika