-
IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah
-
Kenaikan IHSG didorong oleh saham rokok
-
IHSG berpotensi menguat lagi meski ada risiko pullback
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru. Pada perdagangan Selasa (23/9/2025), IHSG ditutup menguat 1,06 persen ke level 8.125, sekaligus menorehkan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Menurut riset Phintraco Sekuritas, penguatan indeks salah satunya ditopang oleh langkah Menteri Keuangan dalam memberantas peredaran rokok ilegal, yang mendorong kenaikan pada saham-saham rokok.
Sentimen positif juga datang dari ekspektasi membaiknya ekonomi di paruh kedua tahun ini, meski pelemahan rupiah belakangan masih menjadi tekanan.
Dari sisi makro, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) naik 7,6 persen YoY pada Agustus 2025, meningkat dari 6,6 persen YoY di Juli.
Kenaikan ini menunjukkan likuiditas yang membaik seiring pelonggaran kebijakan moneter BI. Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed juga menjadi katalis positif.
"Secara teknikal, histogram positif MACD menunjukkan kenaikan didukung oleh indikator volume beli yang kuat serta indikasi akumulasi dari indikator accumulation/distribution. Namun, indikator Stochastic RSI berada di area overbought," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya.
IHSG juga masih berada di atas level MA5, MA20, dan MA200, yang menandakan tren bullish baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Dengan demikian, indeks berpotensi melanjutkan penguatan ke area 8.150–8.200 selama mampu bertahan di atas support sekitar 8.050. Kendati begitu, analis mengingatkan adanya potensi pullback minor di kisaran 8.050–8.070 akibat kondisi overbought.
Dari pasar global, bursa Asia ditutup variatif. Indeks Taiwan berhasil mencetak rekor baru, sedangkan indeks India melanjutkan pelemahan. Bursa Eropa dibuka menguat, sementara indeks futures Wall Street bergerak stagnan menantikan pidato Chairman The Fed Jerome Powell dan data manufaktur.
Baca Juga: IPO Merdeka Gold Resources Cetak Rekor di BEI
Untuk Rabu (24/9), pasar menantikan rilis data Ifo Business Climate Jerman yang diperkirakan naik tipis ke 89,2 dari 89 bulan sebelumnya. Dari Amerika Serikat, pelaku pasar menunggu data penjualan rumah baru (new home sales) Agustus 2025 yang diprediksi sedikit turun menjadi 0,65 juta dari 0,652 juta di Juli.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
-
Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang Kena OTT KPK
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!