Sport / Arena
Kamis, 30 September 2021 | 19:08 WIB
Mantan atlet heptathlon Britania Raya Denise Lewis. [AFP]

Di Olimpiade Tokyo 2020, sebanyak 160 ribu kondom dibagikan namun penyelenggara mengimbau kepada para atlet untuk tidak melakukan kegiatan seks.

Hal itu dilakukan sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19, sementara kondom yang dibagikan dijadikan sebagai cindera mata untuk dibawa pulang.

Namun nyatanya, kebijakan dan imbauan dari penyelenggara tidak digubris oleh para atlet, seperti pengakuan Susen Tiedtke.

Mantan atlet Olimpiade Barcelona 1992 dan Sydney 2000 itu mengklaim, aturan larangan berhubungan seks di kampung Olimpiade gagal total.

"Ini jadi bahan tertawaan besar untuk saya, itu sama sekali tidak berhasil. Seks selalu menjadi isu di perkampungan atlet," ucap Susen.

"Para atlet sedang berada di puncak fisik mereka ketika berlaga di Olimpiade, setelah kompetisi usai mereka ingin melepaskan energi tersebut.

"Ada pesta demi pesta,kemudian alkohol juga ikut di dalamnya. Kebetulan orang berhubungan seks dan ada cukup banyak orang yang berjuang untuk itu." imbuhnya

[Penulis: Eko isdiyanto]

Baca Juga: Kesaksian Korban Perdagangan Seks R. Kelly

Load More