Suara.com - Indonesia membawa pulang dua medali emas dan dua perunggu pada lanjutan seri Piala Dunia Panjat Tebing IFSC yang berlangsung pada Jumat-Minggu, 7-9 Juli di Chamonix, Prancis.
Empat medali Indonesia berasal dari nomor speed putra dan putri. Dari speed putra, Rahmad Adi Mulyono menjadi yang terbaik setelah di final, Minggu, mencatatkan waktu 5,01 detik. Ia mengalahkan Rishat Khaibullin asal Kazakhstan yang mencatatkan 5,05 detik.
“Saya sangat senang dan bersemangat karena ini adalah medali emas pertama saya di kompetisi Piala Dunia. Kami semua berlatih keras bersama sebagai sebuah tim, lebih seperti keluarga, dan itu mendorong kami dan mempersiapkan kami untuk setiap kompetisi. Dan sekarang saya menantikan Kejuaraan Dunia," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Bagi Rahmad Adi Mulyono, ini merupakan emas pertamanya pada pentas dunia panjat tebing. Hal tersebut menjadi lecutan untuk terus berlatih lebih keras lagi dalam menghadapi kejuaraan dunia lainnya.
Pada nomor yang sama, wakil Merah Putih Nursamsa Raharjati juga membawa pulang perunggu setelah di perebutan tempat ketiga membukukan 5,323 detik, mengalahkan wakil Jepang Jun Yasukawa dengan 5,324 detik.
Pada sektor putri, emas Indonesia berasal dari Rajiah Salsabillah yang mencatat 6,97 detik di final, mengalahkan Andrier Victoire atlit asal Prancis dengan cacatan waktu 9,59 detik.
Lalu Nurul Iqamah memenangi perebutan tempat ketiga dengan waktu 7,16 detik mengalahkan Shaoqin Zhang asal China dengan 7,17 detik. Bagi Rajiah, hasil ini juga menjadi emas pertama di Piala Dunia.
“Ini podium pertama saya, dan emas pertama saya. Saya sangat bahagia, sangat gembira. Saya sangat bangga berada di sini dan saya mendapat banyak dukungan dari seluruh tim saya. Saya sangat berharap bisa melanjutkan dan mendapatkan medali di Kejuaraan Dunia. Saya ingin berterima kasih kepada keluarga, pelatih, tim Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Menanggapi raihan positif atlet panjat tebing Indonesia, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid mengatakan pencapaian tersebut makin meningkatkan keyakinan bahwa prestasi panjat tebing Indonesia akan berbicara banyak di Olimpiade XXXIII/2024 di Paris, Prancis.
“Saya sangat terharu dengan raihan medali para atlet kita dalam berbagai kejuaraan. Saya tahu mereka bekerja sangat keras untuk bisa berada di posisi ini. Prestasi para atlet kita tersebut makin menguatkan harapan untuk olahraga panjat tebing bisa menyumbangkan medali di Olimpiade Paris tahun depan. Mohon doa selalu dari seluruh masyarakat Indonesia," ujar Yenny. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Lifter Rizki Juniansyah Diangkat Jadi Letnan Dua TNI usai Juara Dunia 2025
-
KONI Isyaratkan PON 2028 Prioritaskan Cabor Olimpiade
-
Dhinda 'Meledak' di Korea Masters 2025: Tembus Perempat Final dan Makin Percaya Diri
-
Lolos 8 Besar Korea Masters 2025, Ubed Belum Puas!
-
Korea Masters 2025: Kalah dari Unggulan Pertama, Yohanes Saut Akui Hilang Fokus
-
Ingin Ulangi Kesuksesan, Rizki Juniansyah Bertekad Pecahkan Rekor di SEA Games 2025
-
KONI Bertekad Tuntaskan Dualisme Cabang Olahraga di Indonesia
-
39 Atlet Indonesia Ikuti Islamic Solidarity Games 2025 di Arab Saudi, Ada Balap Unta
-
Desentralisasi Pembinaan: PBSI Luncurkan Pelatnas Wilayah
-
Kembali ke Mandalika, Jorge Lorenzo Bicara Tentang Kecepatan, Strategi, dan Hidup Setelah MotoGP