Suara.com - Lebih dari 70.000 orang sudah meminta Google untuk menghapus tautan atau informasi tentang diri mereka di dalam mesin pencari Google. Permintaan itu disampaikan menggunakan dasar undang-undang baru Eropa yang disebut "hak untuk dilupakan."
Sejak 30 Mei lalu Google memang sudah menyediakan formulir online bagi mereka yang ingin informasi tentang dirinya dihapus dari mesin pencari terbesar di dunia itu. Akibatnya sejumlah artikel media di Inggris sudah banyak yang dihapus.
Memang sejak Mei silam, Mahkamah Eropa sudah memutuskan bahwa Google harus mematuhi undang-undang tentang hak untuk dilupakan di Eropa. Itu artinya warga Eropa bisa meminta Google untuk menghapuskan informasi tentang diri mereka di dalam mesin pencari, terutama jika datanya tidak akurat atau sudah usang.
Tetapi langkah Google itu dikritik oleh sejumlah jurnalis dan media. Robert Peston, wartawan ekonomi BBC, misalnya memprotes Google yang telah menghapus karyanya dari tahun 2007 tentang Stan O'Neal, pemimpin perusahaan keuangan Amerika Serikat, Merrill Lynch.
Menurut Peston, Google telah "menghancurkan salah satu karya jurnalistiknya".
Sementara surat kabar Guardian juga mengaku telah menerima pemberitahuan dari Google bahwa ada enam tautan tentang beritanya sudah dihapus dari hasil pencarian Google. Salah satunya adalah berita tentang aksi kontroversial seorang wasit Liga Primer Scotlandia dari tahun 2010.
The Guardian menyesalkan karena Google tidak memberi alasan jelas mengapa berita itu dihapus dan memberi kesempatan untuk banding.
Mail Online, situs berita online terbesar di dunia, juga mengaku bahwa beritanya soal wasit bernama Dougie McDonald itu sudah dihapus Google.
"Ini adalah contoh bahwa hak untuk dilupakan adalah omong kosong. Ini sama seperti Anda pergi ke perpustakaan dan membakar buku-buku yang Anda tidak sukai," kata Martin Clarke, salah satu bos Mail Online.
Clarke mengatakan akan terus menerbitkan kembali daftar artikel-artikel yang dihapus Google Eropa. BBC dan The Guardian juga memutuskan untuk memasang tautan berita yang dihapus Google.
Berita-berita itu masih bisa diakses di mesin pencari Google di wilayah lain di dunia. (AFP)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 17 Desember 2025, Ada MP40 Cobra dan Bundle Anniversary Gratis
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Desember 2025, Klaim Kartu Glorious dan Rank Up Gratis
-
Render Anyar Motorola Edge 70 Ultra: Ada Varian Carbon dan Martini Olive
-
Ubisoft Akuisisi Game MOBA Milik Amazon, Kreator Rainbow Six Siege Kembali
-
HP Murah Realme Narzo 90 Debut: Desain Mirip iPhone, Usung Baterai 7.000 mAh
-
4 Tablet RAM 8 GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking Kerja Harian
-
iQOO Tancap Gas Sepanjang 2025, Siap Jadi Penentu Arah Smartphone Berperforma Tinggi di 2026
-
5 HP Spek Dewa Diskon Besar Desember 2025: Cocok Buat Game Berat dan Fotografi
-
Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition Mulai 2026, Operator Seluler Klaim Siap Tempur
-
Pakai Snapdragon 6 Gen 3, Segini Skor AnTuTu Redmi Note 15 5G Global