Suara.com - Tim Badan SAR Nasional Indonesia pada Selasa (30/12/2014) berhasil menemukan puing-puing yang diduga milik pesawat nahas AirAsia QZ8501 yang hilang pada Minggu pagi (28/12/2014) dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura.
Pesawat berpenumpang 155 orang dengan tujuh awak itu diduga jatuh karena dihantam cuaca buruk di atas Laut Jawa. Kini Basarnas sedang berusaha mengevakuasi pesawat dan beberapa jenazah yang ditemukan terapung di lautan.
Di permukaan, hilangnya AirAsia QZ8501 tampak mirip dengan nasib pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada Maret lalu di atas Samudera Hindia. Hanya bedanya, MAS MH370 yang memuat 227 penumpang dan 12 awak, hingga kini belum juga ditemukan.
Meski demikian, kondisi di seputar dua tragedi itu sebenarnya sangat berbeda. Perbedaan itu pula yang menentukan nasib kedua pesawat yang sama-sama dioperasikan oleh maskapai Malaysia itu.
1. Cuaca Buruk dan Keanehan Perilaku Pilot
AirAsia QZ8501 terbang dari Surabaya menuju Singapura pada Minggu pukul 5.30 pagi. Tetapi baru 40 menit mengangkasa, menara kendali lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat itu. Berdasarkan transkrip percakapan pilot dengan pusat kendali navigasi udara Indonesia, AirAsia QZ8501 meminta untuk terbang lebih tinggi untuk menghindari cuaca buruk sebelum menghilang.
Sementara kisah MH370 masih diselimuti misteri. Pesawat Boeing 777 itu terpantau terbang selama beberapa jam setelah pemancar sinyalnya dimatikan dan terbang lebih rendah dari jangkauan radar lalu lintas udara. Pesawat itu diketahui berbelok ke kiri dan melintasi Semenanjung Malaysia sebelum terbang menuju Samudera Hindia.
Tak ada laporan cuaca buruk di sekitar jalur MH370 dan laporan terakhir dari pilot ke menara kontrol berbunyi, "All right, good night". Puluhan kapal laut, pesawat, hingga kapal selam nirawak dari belasan negara diterjunkan dalam pencarian selama berbulan-bulan. Hingga kini tak satupun puing MH370 berhasil ditemukan.
2. Laut Jawa vs Samudera Hindia
Para pakar yakin AirAsia QZ8501 bisa lebih mudah ditemukan karena pesawat jenis Airbus 320 itu jatuh di Laut Jawa yang lebih dangkal dan merupakan wilayah yang ramai dengan lalu lintas pesawat atau pun kapal laut. Wilayah ini sudah banyak dipetakan oleh banyak perusahaan minyak.
Sementara MH370 hilang di atas Samudera Hindia, lautan yang sangat jauh dari pelabuhan besar atau jalur perdagangan utama dunia. Beberapa titik di Samudera Hindia kedalamannya bisa mencapai 6400 meter. Sementara Laut Jawa rata-rata kedalamannya hanya 60 meter.
Tidak heran jika tim Basarnas bisa dengan mudah melihat adanya bayangan yang menyerupai bentuk pesawat di dasar Laut Jawa. Bayangan itu diduga adalah pesawat AirAsia QZ8501 yang tenggelam di dasar laut.
3. AirAsia vs Malaysia Airlines
Cara maskapai AirAsia menangani musibah juga lebih baik. Malaysia Airlines dikritik karena kerap menahan informasi yang sebenarnya bisa membantu pencarian MH370 dan karena mengabarkan kecelakaan itu kepada keluarga penumpang hanya melalui pesan pendek. Sementara AirAsia lebih lancar dalam menyediakan informasi dan bekerja sama lebih baik dengan Basarnas serta militer Indonesia. (Live Science)
Berita Terkait
-
Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Buka Rute Internasional
-
Satu Dekade Berlalu, Malaysia Kembali Cari Pesawat MH370 yang Hilang Misterius
-
Broken Ridge Dimana? Diduga Kuat Jadi Lokasi Jatuhnya Pesawat MH370
-
10 Tahun Tragedi MH17, Luka Lama Belum Sembuh, Keadilan Masih Dicari
-
Gunung Ruang Meletus, Puluhan Penerbangan di Malaysia dan Singapura Dibatalkan
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
25 Kode Redeem FC Mobile 23 Desember 2025: Klaim Gems Gratis dan Prediksi Harga Shards Drogba Murah
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Jelang Perilisan Redmi Note 15 5G, Xiaomi Pamer Layar Curved AMOLED 3.200 Nits
-
6 HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik 2025 Pilihan David GadgetIn: Spek Apik, Gaming Oke
-
Call of Duty Siap Meluncur di Nintendo Switch 2, Ini Bocoran Waktunya
-
5 HP Sultan dengan Chipset Snapdragon 8 Gen 2, Harga Merakyat di Bawah Rp 2 Jutaan
-
Poster Resmi iQOO Z11 Turbo Beredar, Andalkan Snapdragon 8 Gen 5
-
Huawei Nova 15 Ultra dan Pro Debut, Usung Kamera Unik 'Dual-Ring'
-
5 Tablet Xiaomi Terbaik untuk Kerja dan Multitasking, Mulai Rp1 Jutaan
-
HP Murah Infinix Note Edge Lolos Sertifikasi di Indonesia, Pakai Chipset Anyar